Rabu, 26 Januari 2011

Wanita kusebut Ibu

Sungguh sedih ..melihatnya terpuruk menangis tanpa daya. Ketika Tuhan tengah memutar roda itu kembali ke bawah, tiada teman lain selain air mata.
Aku terlahir dari rahim seorang wanita yang tegar. Ibu……………begitu seringnya ku memanggil, sekedar meminta segelas susu..atau rengekan brisik mengharap pelukan..
Aku kembali teringat, tentang masa-masa indah yang telah dia kemas untukku. Kini aku sedang merangkak demi segelas susu yang kan kuberikan tuk seorang wanita bernama Ibu.
Malam ini ku merindunya, ketika dalam lelap tiba tiba tubuh ini sesak karena pelukan eratnya. Maaf ibu…karna aku tak memelukmu saat kau kesakitan menahan beban hidupku. Bahkan aku tak tahu berapa banyak air mata yang kau teteskan dalam setiap nafas penuh perjuangan. Tanpamu aku tak kan ada dalam ruang penuh mimpi ini. Aku inginkan lagi tawa kita…tak dalam sandiwara. Mengusir penat menyayat nadi tanpa tamat. Jika sedia Tuhan ijinkan….Biarkan ku semat bintang untuk wanita kusebut Ibu.


----nemu tulisan lamaku,hehe---

Sepotong Doa penghangat Senja

Masihkah sedikit senyum senja untukku
Di balik awan putih yang mulai memudar
Kumandangkan solawat mengantar malam
Bisikkan dalam hati segala puji yang tak ada habisnya
Biarkan senja kali ini menjadi saksi kepasrahan diri
Berharap Nya sedia mengampuni sgala gumpalan dosa dosa yang menghiasi tubuh ini
Luruh dalam hangatnya air mata
Meresapi tiap pori pori kehidupan
Duh Gusti…..
Jauhkan kata ‘mengeluh’ dalam tiap rangkai alphabet yang kupunya
Dekatkan dengan kata ‘Alhamdulillah’ dalam setiap hembus nafasku
Hilangkan sgala penyakit hati yang datang silih berganti
Gantikan dengan Namamu yang besar beserta kemuliaanMu
Tuntunlah menuju cahaya kemenangan
Yang Indah seperti Senja yang Kau cipta
Slalu merinduMu Ya Rabbi…

Jumat, 21 Januari 2011

.Penantian.

Malam ini bintang tak menyapaku lewat kerlip manjanya
Entah kemana ia tengah berpendar
Dari balik jendela kusibak sesekali
Berharap melihat sinar kecilnya dari kejauhan
Tersenyum manis dalam gelapnya jelaga yang membayanginya
Tak adakah pesan untuk mengantar lelap tidurku
Bintang….
Singgahlah sejenak di atas jendela kumenunggu
Sampaikan sedikit saja kata yang bisa membuatku tersenyum
Mengusir sepi yang penuh Tanya akannya
Dan sampaikan juga padanya yang kucinta
Aku akan setia menantinya
Seperti kau yang setia menemani malam…
Bintang….

.Tentang Rasa Theodora.

Semburat sinar indah yang masih tersisa sore itu tak bisa menggubah hati seorang gadis bertubuh kurus yang duduk di teras kos itu. Sebut saja namanya Theodora, tapi dia biasa dipanggil dengan theo. Matanya memandang jauh…jauh hingga ia tak pedulikan setiap orang yang lewat di depannya. Seperti ia sedang menyimpan banyak Tanya dalam hatinya. Hari itu theo memang pergi dari kosnya untuk beberapa hari,tanpa memberi kabar pada siapapun dan dia bersembunyi di kos salah satu teman lamanya SMA. Dalam diamnya tiba-tiba theo cerita sama temannya, karla.
“apa ini cara Tuhan menyayangiku karla ? rasanya aku lelah hadapi semua masalah ini, terkadang aku takut ga bisa lanjutkan kuliahku, ga ada yang benar benar sayang ma aku “ sesekali ia mengusap air matanya yang mulai berjatuhan.
“Theo…kamu harus kuat, gini deh aku umpamain, ketika kamu minta sama Tuhan binatang kecil yang cantik, tapi Tuhan malah kasih kamu ulat berbulu, mungkin kamu kesal ingin protes,tapi tau ga kamu, ulat itu lalu tumbuh dan berubah menjadi kupu kupu yang cantik. Itu jalan Tuhan the..Indah pada waktunya, Ia merencanakan yang terbaik buat kamu, percayalah. Sekarang kamu jangan sedih lagi ya..ntar kita kluar aja yuk nonton pentas di kampus..okay”. Theo pun menjawabnya dengan anggukan kecil tanda setuju.
Malamnya mereka berdua pergi ke kampus nonton pentas teater, ga sengaja theo ketemu dengan seorang teman lelaki yang dia kenal dari temannya, namanya Rama.
Selesai nonton pentas, ternyata karla pergi sama kekasihnya dan mau tak mau theo kembali sendiri di tengah ramainya anak anak kampus. Kebetulan disitu Rama bersama temannya mengajak theo ngobrol hingga mereka memutuskan buat nonton bareng liga champion di dekat kampus juga.
“theo, aku ma farid balik kos bentar ya, nanti aku kesini lagi tak hubungi kamu, nomor hp kamu berapa ?”. Merekapun saling bertukar nomor dan theo semalaman bakal ga tidur disitu. Ga lama rama menelpon theo menanyakan keberadaan theo di sebelah mana, dan akhirnya mereka ketemu lagi buat nonton bareng.
Ga tau kenapa sejak malam itu, mereka jadi sering ketemu sekedar maen atopun nonton pentas. Saat itu theo memang lagi butuh teman buat menghibur dirinya.
Hingga suatu malam sehabis nonton pentas, Theo diantar pulang sama Rama. Baru saja theo masuk kamarnya, ada sms dari Rama, dia minta theo kluar kos bentar karna rama mau balikin kalkulator yang dipinjamnya.
“hehe, sory the, lupa aku mau balikin ini, makasih ya..ya udah aku balik dulu..”
Singkat dan theo kembali masuk kamar lagi, ga lama ada sms lagi dari rama minta theo kluar kos lagi karna ada yang mau diomongin bentar, daripada ga bisa tidur kata Rama.
Jam 10 malam, jam malam kos sudah habis tentunya, theo berdiri di dalam pagar dan rama di luar pagar.
“ Theo….aku mau ngomong sama kamu, eehmmm….slama ini aku merasa nyaman bareng ma kamu, aku sayang ma kamu, ..eehhmmm… mau ga jadian ma aku ?”
Jllaanggggg…theo merasa shocking malam itu, sampai dia bingung harus berkata apa, tambah lagi udah malam ga enak ma orang depan kos.
“ Rama….gimana kalau aku jawab besok ya…biar aku pikir dulu ?!”
“ jawab sekarang aja deh, iya apa ga…? Kalau besok mending ga usah.”
“dalam hati theo berkata, (haduhhh gimana ya…kok cepet dia bilang kayak gini,mana maksa kudu dijawab sekarang, ga ku duga, kukira dia kayak temen cowok laen yang Cuma maen ma aku)”
Antara yakin dan belum yakin, akhirnya theo menjawab Iya.
Hari hari berikutnya mereka jalani berdua di tengah kesibukan masing masing. Theo mulai lepas dari kesedihannya selama ini. Theo sedikit demi sedikit mulai sayang sama Rama. Menjalani apa adanya cinta yang sederhana. Hingga satu tahun berlalu, dua tahun berlalu, tiga tahun berlalu mereka masih…ya masih dalam satu. Walaupun terkadang banyak godaan.
Pernah suatu ketika theo bercerita sama karla kalau dia tengah bimbang tuk memilih antara rama atau seseorang yang datang menggoda itu. Tapi setelah theo istikharah seperti saran temannya, katanya dia menjadi berbelok dan yakin sama Rama.
Theo terlanjur sayang sama rama, tapi entah ada sedikit hal apa pada rama hingga theo merasa rama menjadi berubah….tak seperti dulu adanya. Theo suka sekali menulis sgala mimpi,imaji, dan harapan di buku birunya. Tak jarang ia menulis untuk rama….ya walaupun rama tak tahu begitu dalam kata kata itu theo rangkai untuk rama. Suatu ketika karla menemukan buku itu terbuka tepat di halaman dimana ia toreh kata dengan manisnya,
“Sedikit kata untuk pagimu
Suatu pagi penuh mentari, di kala waktu bebas kau sambangi
Kurakit benang-benang memori antaranya kau dan aku
Dalam album album wajah yang tersimpan manis
Menunggu gilirannya tuk kembali menjadi satu dalam perbedaan
Kau disana ..kudisini…
Seakan jarak menggoda terus dan terus..
Ah tiba tiba saja sdikit ku ingin terbungkam dalam gundah yang tak enyah
Diam diam kukirim lantunan doa doa untuk hari fantastismu
Sambil kuselipkan harap pada hati yang kian menanti
Sdikit Tanya kapankah waktu itu menjadi tepat
Kutulis…terus kutulis namamu..
Hingga tak ada sela lagi pada yang mampir
Aku ingin…tapi tak boleh terlalu..
Sesekali kutengok pada ujung jalan dekat rumah
Andai ku lihat tubuhmu melangkah membawa sebungkus rindu
Yang hangat untukku…
Ya…pastinya akan datang di hari yang Tuhan Ijinkan
Aku menunggumu.”
Semakin dibikin penasaran karla membuka halaman lain buku yang ditinggalkan theo di ranjangnya, saat itu theo sedang keluar ke minimarket. Dan memang kamarnya berantakan karna theo sedang menata barangnya untuk dibawa pindahan nantinya. Sungguh karla dibuat terharu dan tersihir oleh alunan kata yang dia baca, yah walaupun itu bukan untuk karla…tapi karla merasa ingin tersenyum dan tersenyum. Apalagi saat Karla menemukan satu baris manis puisi lagi …

Aku tersesat dalam kelabu menuju hatimu
Kau berdiri jauh disana
Yang Nampak tubuh besarmu dalam samar mataku
Mendung senja ini seakan ingin merebutmu
Entah knapa dia sdikit menggodaku
Bersekongkol dengan malam yang sepi
Oh pagi….cepatlah datang
Bawakan segumpal sinar tuk kuraih cinta
Mengembalikannya pada rumahnya
Atas nama ‘Rama’
Rumah sederhana yang membuatku nyaman
Pergilah kelabu…biarkan hujan turun
Membasahi hati yang kering
Biarkan pelangi menggantikan warna yang tlah redup
Dalam harmoni Ridho-Nya

“Andaikan Rama tau ini semua…..tapi apa sebaiknya aku sampaikan sama Rama yach..?, “ Karla bingung sendiri dan tak lama suara langkah kaki datang membuka pintu, dengan sigap karla mengembalikan buku biru pada tempat semula dan pura pura bermain laptop. Theo datang, melihat buku birunya dia langsung menyimpannya dalam lemari yang dia kunci.
Karla tak pernah berani menyampaikan itu semua pada rama hingga theo benar benar pindah, pulang ke kota asalnya setelah lulus, itupun untuk menuruti orang tua theo. Dengan berat hati theo harus pulang dulu. Mereka sibuk mencari pekerjaan masing masing. Entah kenapa hubungan jarak jauh itu sering menimbulkan salah paham antara theo dan rama.
Rama memang punya obsesi jadi seorang sutradara, dan kini dia telah disibukkan dengan kesenangannya itu. Sedangkan theo bekerja di sebuah BUMN di kotanya.
Theo masih sering menulis harapan harapan kecilnya bersama rama, tentang harapannya suatu hari nanti dia akan pindah ikut bersama Rama, membangun keluarga bahagia, anak anak, dan semua impiannya yang dia kemas dalam buku biru.
Rama lah yang menjadi semangat theo berjuang mendapatkan pekerjaan, menjadi wanita yang lebih baik. Tiap hari theo selalu menanti rama datang. Menjemputnya dan membawanya merangkai hari bersama.
Di kotanya,theo merasa kesepian jauh dari rama, jarang komunikasi karna kesibukan rama, sampai theo sering merenung di kamarnya memikirkan rama yang tak semanis dulu lagi. Pernah suatu kali theo jatuh pingsan, badannya kaku tak bisa bergerak dan dokter bilang itu karna psikisnya.
Suatu malam di kamarnya yang sunyi, theo kembali menulis untuk Rama ….
“Rama….aku tahu kamu pernah jengah sama aku, aku tahu mungkin kamu pernah ingin sendiri dulu…akupun pernah merasakannya, tapi kembalilah lagi seperti dulu Rama… seperti dulu ketika kau inginkanku…seperti dulu kau beri aku bunga dengan senyum polosmu, kau kecup aku, kau kirim pesan pesan manis, kau telpon aku, kau bawakan sarapan pagi untukku, kau peluk aku dikala ku sedih, kau jaga aku dikala aku sakit, kau ajak aku keliling kota sekedar hilangkan penat,
seperti dulu kau sering ucapkan sayang…
Rama..kmana itu semua ? Apa salahku ?
Jangan tinggalkan aku Rama…aku sangat trauma, hingga aku pernah takut jatuh cinta lagi karna aku pernah ditinggalkan lelaki dengan sakitnya…
aku rindu …..pada kisah yang kini kusadari manis. Sederhana yang kamu beri tlah menyadarkan aku betapa pentingnya arti kita. Rama…..kamu dimana…?
Aku ingin menulismu..terus menulismu....bahkan sampai tangan ini keriput oleh kata...
entah berapa lembar kertas kuhabiskan sekedar untuk menulismu. apa kau mengerti disana?
ah aku tak tau lagi apa yang mesti kuceritakan,.kepada terik yang semakin membuatku jengah ingin enyah..
kurasakan kau begitu lelah denganku, aku trus diam dan kau tenggelam. lalu apa akan ada harmoni jika laut tak berombak lagi.. oh kata….
Pena kecil yang kumilki perlahan berubah jadi abu-abu. Sekian banyak dendang kulantunkan untuk membuat hatimu ikut menari…bersama kata yang tersurat dengan merdunya. Sekedar berharap kau tumbuh menjadi Pria..Pria….dan bukan lagi lelaki yang sering kutunggu di batas senja itu…ketikanya waktu itu bertemu menghabiskan waktu bermain..tertawa…hingga tak risau akan fajar yang terus mengejar. Kini ku ingin lihat kau datang dengan kemeja merahmu…mengepal kata dewasa dalam peliknya tujuan.
Segala kata yang jalang tak mau pergi dari otakku ini…bergumul terus membicarakanmu,..entahlah apa yang mereka rencanakan tentang hati terlanjur terpatri.
Dan saat ku bungkam rangkuman makna itu…kau kira aku tak ada alasan tentang sgala raut yang jengah. Ya..ya…ya. Bagaimana ku bisa membunuh kata.
Embun pagi meneteskan air mataku…ketika tak kusadari kata terus menulis hingga fajar menenggelamkan senja. Apapun yang akan kau gantikan dalam tiap lembar maha karya kita…tak kan sanggup menghapus setitikpun coret yang tlah menghiasi senja.
Dan aku masih ingin terus menulismu……………………………………..”
Menetes juga air mata yang tak lagi tertahan …mengantar theo dalam lelap tidurnya malam itu. Samar samar lagu milik olif – tentang rasa yang dulu sering diputar sama Rama buat theo mengalun lirih. Dan mimpi mimpinya masih terus terukir memenuhi harinya. Theo yakin Rama pasti akan datang dengan senyum rindu yang lama tertanam.


*Theodora….jangan risau,
Pangeranmu akan menyelamatkanmu dari menara Naga di waktu yang tepat.
^_^

Jumat, 07 Januari 2011

Katakan Sebelum Terlambat

---DARI SEBUAH ARTIKEL INSPIRASI----


Kehidupan pernikahan kami awalnya baik-baik saja menurutku. Meskipun menjelang pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario tampak baik dan lebih menuruti apa mauku.

Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan pergi kekantornya bekerja sampai subuh, baru pulang kerumah, mandi, kemudian mengantar anak kami sekolah. Tidurnya sangat sedikit, makannya pun sedikit. Aku pikir dia workaholic.

Dia menciumku maksimal dua kali sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia pulang kerja, itupun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia tidak pernah romantis, aku pikir, memang dia tidak romantis, dan tidak memerlukan hal-hal seperti itu sebagai ungkapan sayang.

Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan makan berdua di luarpun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di meja makan berdua, kami asyik sendiri dengan sendok garpu kami, bukan obrolan yang terdengar, hanya denting piring yang beradu dengan sendok garpu.

Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran di kamar, atau main dengan anak kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat pendiam, aku menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas.

Aku mengira rumah tangga kami baik-baik saja selama delapan tahun pernikahan kami. Sampai suatu ketika, di suatu hari yang terik, saat itu suamiku tergolek sakit di rumah sakit. Karena jarang makan dan sering jajan di kantornya dibanding makan di rumah, dia kena typhoid, dan harus dirawat di RS, karena sampai terjadi perforasi di ususnya. Pada saat dia masih di ICU, seorang perempuan datang menjenguknya. Dia memperkenalkan diri, bernama Meisha, teman Mario saat dulu kuliah.

Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah melihat mata yang begitu cantik seperti yang dia miliki. Matanya bersinar indah, penuh kehangatan dan penuh cinta, ketika dia berbicara, seakan-akan waktu berhenti berputar dan terpana dengan kalimat-kalimatnya yang ringan dan penuh pesona. Setiap orang, laki-laki maupun perempuan bahkan mungkin serangga yang lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita.

Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah dulu, Meisha bercerita Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya teman yang akrab. Lima bulan lalu mereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor mereka yang mempertemukan mereka. Meisha yang bekerja di advertising akhirnya bertemu dengan Mario yang sedang membuat iklan untuk perusahaan tempatnya bekerja.

Aku mulai mengingat-ingat, 5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis pada Mario, setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dalam sehari bisa menciumku lebih dari tiga kali. Dia membelikan aku parfum baru, dan mulai sering tertawa lepas. Tapi disaat lain, dia sering termenung di depan komputernya. Atau termenung memegang ponselnya. Kalau aku tanya, dia bilang, ada pekerjaan yang membingungkan.

Suatu saat Meisha pernah datang pada saat Mario sakit dan masih dirawat di RS. Aku sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah kesal, karena Mario tidak juga mau aku suapi. Meisha masuk kamar, dan menyapa dengan suara riangnya, "Hai Rima, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini? tidak mau makan juga? Uhh... dasar anak nakal, sini piringnya," lalu dia terus mengajak Mario bercerita sambil menyuapi Mario, tiba-tiba saja sepiring nasi itu sudah habis ditangannya. Dan....aku tidak pernah melihat tatapan penuh cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tidak pernah seumur hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetikpun!

Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya membelakangi aku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku. Lebih sakit dari rasa sakit setelah operasi caesar ketika aku melahirkan anaknya. Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak mau memakan masakan yang aku buat dengan susah payah. Lebih sakit daripada sakit ketika dia tidak pulang ke rumah saat ulang tahun perkimpoian kami kemarin. Lebih sakit dari rasa sakit ketika dia lebih suka mencumbu komputernya dibanding aku.

Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu. Meisha begitu manis. Dia bisa hadir tiba-tiba, membawakan donat buat anak-anak, dan membawakan ekrol kesukaanku. Dia mengajakku jalan-jalan, kadang mengajakku nonton. Kali lain, dia datang bersama suami dan kedua anaknya yang lucu-lucu.

Aku tidak pernah bertanya apakah suamiku mencintai perempuan berhati bidadari itu. Karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang bergejolak di hatinya.

Suatu sore, mendung begitu menyelimuti Jakarta, aku tidak pernah menyangka, hatikupun akan mendung, bahkan gerimis kemudian. Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun, rambutnya keriting ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil membuka password email Papa nya, dan memanggilku, "Mama, mau lihat surat papa buat tante Meisha?"

Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu,
Dear Meisha,

Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung hatiku, aku tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pada Rima. Aku mencintai Rima karena kondisi yang mengharuskan aku mencintainya, karena dia ibu dari anak-anakku.

Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh-sungguh mencintainya. Tidak ada perasaan bergetar seperti ketika aku memandangmu, tidak ada perasaan rindu yang tidak pernah padam ketika aku tidak menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaannya. Ketika konflik-konflik terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa, tapi aku tidak sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yang aku cari untuk mengisi kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa hampa, meskipun aku menikahinya.

Aku tidak tahu, bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya, seperti ketika cinta untukmu tumbuh secara alami, seperti pohon-pohon beringin yang tumbuh kokoh tanpa pernah mendapat siraman dari pemiliknya. Seperti pepohonan di hutan-hutan belantara yang tidak pernah minta disirami, namun tumbuh dengan lebat secara alami. Itu yang aku rasakan.

Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik orang lain dan aku adalah laki-laki yang sangat memegang komitmen pernikahan kami. Meskipun hatiku terasa hampa, itu tidaklah mengapa, asal aku bisa melihat Rima bahagia dan tertawa, dia bisa mendapatkan segala yang dia inginkan selama aku mampu. Dia boleh mendapatkan seluruh hartaku dan tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku berikan untukmu. Meskipun ada tembok yang menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa engkau mengerti, you are the only one in my heart.

Yours,

Mario
Mataku terasa panas. Jelita, anak sulungku memelukku erat. Meskipun baru berusia tujuh tahun, dia adalah malaikat jelitaku yang sangat mengerti dan menyayangiku. Suamiku tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah bahagia bersamaku. Dia mencintai perempuan lain. Aku mengumpulkan kekuatanku. Sejak itu, aku menulis surat hampir setiap hari untuk suamiku. Surat itu aku simpan di amplop, dan aku letakkan di lemari bajuku, tidak pernah aku berikan untuknya. Mobil yang dia berikan untukku aku kembalikan padanya. Aku mengumpulkan tabunganku yang kusimpan dari sisa-sisa uang belanja, lalu aku belikan motor untuk mengantar dan menjemput anak-anakku. Mario merasa heran, karena aku tidak pernah lagi bermanja dan minta dibelikan bermacam-macam merek tas dan baju. Aku terpuruk dalam kehancuranku. Aku dulu memintanya menikahiku karena aku malu terlalu lama pacaran, sedangkan teman-temanku sudah menikah semua.

Ternyata dia memang tidak pernah menginginkan aku menjadi istrinya. Betapa tidak berharganya aku. Tidakkah dia tahu, bahwa aku juga seorang perempuan yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya? Kenapa dia tidak mengatakan saja, bahwa dia tidak mencintai aku dan tidak menginginkan aku? Itu lebih aku hargai daripada dia cuma diam dan mengangguk dan melamarku lalu menikahiku. Betapa malangnya nasibku.

Mario terus menerus sakit-sakitan, dan aku tetap merawatnya dengan setia. Biarlah dia mencintai perempuan itu terus di dalam hatinya. Dengan pura-pura tidak tahu, aku sudah membuatnya bahagia dengan mencintai perempuan itu. Kebahagiaan Mario adalah kebahagiaanku juga, karena aku akan selalu mencintainya.
Setahun kemudian...

Meisha membuka amplop surat-surat itu dengan air mata berlinang. Tanah pemakaman itu masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.
"Mario, suamiku....

Aku tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama kali bekerja di kantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku. Aku begitu terpesona padamu yang pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku ketika aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku mencintaimu, dan begitu posesif ingin memilikimu seutuhnya. Aku sering marah, ketika kamu asyik bekerja, dan tidak memperdulikan aku. Aku merasa di atas angin, ketika kamu hanya diam dan menuruti keinginanku. .. Aku pikir, aku si puteri cantik yang diinginkan banyak pria, telah memenuhi ruang hatimu dan kamu terlalu mencintaiku sehingga mau melakukan apa saja untukku.....

Ternyata aku keliru.... aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan kita. Ketika aku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman kantor dulu yang aku tahu sebenarnya menyukaimu. Aku melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, "Kenapa, Rima? Kenapa kamu mesti cemburu? Dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu menjadi istriku." Aku tidak perduli, dan berlalu dari hadapanmu dengan sombongnya.

Sekarang aku menyesal, memintamu melamarku. Engkau tidak pernah bahagia bersamaku. Aku adalah hal terburuk dalam kehidupan cintamu. Aku bukanlah wanita yang sempurna yang engkau inginkan."

Istrimu,

Rima

Di surat yang lain,
".........Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi sedingin es. Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak pernah melihat cahaya cinta dari matamu untukku, seperti aku melihat cahaya yang penuh cinta itu berpendar dari kedua bola matamu saat memandang Meisha...... "

Di surat yang ke sekian,
".......Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku. Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah-marah padamu, aku tidak lagi suka membanting-banting barang dan berteriak jika emosi. Aku belajar masak, dan selalu kubuatkan masakan yang engkau sukai.

Aku tidak lagi boros, dan selalu menabung. Aku tidak lagi suka bertengkar dengan ibumu. Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang ke rumah. Dan aku selalu meneleponmu, untuk menanyakan sudahkah kekasih hatiku makan siang ini? Aku merawatmu jika engkau sakit, aku tidak kesal saat engkau tidak mau aku suapi, aku menungguimu sampai tertidur di samping tempat tidurmu, di rumah sakit saat engkau dirawat, karena penyakit pencernaanmu yang selalu bermasalah.....

Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap berusaha dan menantinya.. ......"
Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya... dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu di sampingnya.

Di surat terakhir, pagi ini...
"........... ...Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9. Tahun lalu engkau tidak pulang ke rumah, tapi tahun ini aku akan memaksamu pulang, karena hari ini aku akan masak, masakan yang paling enak sedunia. Kemarin aku belajar membuatnya di rumah Bude Tati, sampai kehujanan dan basah kuyup, karena waktu pulang hujan deras sekali, dan aku hanya mengendarai motor.

Saat aku tiba di rumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran di matamu. Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya tidak sakit.

Tahukah engkau suamiku, Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan hampir 9 tahun kita menikah, baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran itu dari matamu, inikah tanda-tanda cinta mulai bersemi di hatimu?"
Jelita menatap Meisha, dan bercerita, "Siang itu Mama menjemputku dengan motornya. Dari jauh aku melihat keceriaan di wajah Mama, dia terus melambai-lambaikan tangannya kepadaku. Aku tidak pernah melihat wajah yang sangat bersinar dari mama seperti siang itu, dia begitu cantik. Meskipun dulu sering marah-marah kepadaku, tapi aku selalu menyayanginya. Mama memarkir motornya di seberang jalan. Ketika Mama menyeberang jalan, tiba-tiba mobil itu lewat dari tikungan dengan kecepatan tinggi...... Aku tidak sanggup melihatnya terlontar, Tante..... Aku melihatnya masih memandangku sebelum dia tidak lagi bergerak.... .." Jelita memeluk Meisha dan terisak-isak. Bocah cantik ini masih terlalu kecil untuk merasakan sakit di hatinya, tapi dia sangat dewasa.

Meisha mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi. Mario mengirimkan email lagi kemarin malam, dan tadinya ingin Rima membacanya.
Dear Meisha,

Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi marah-marah dan selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan, aku sangat khawatir dan memeluknya. Tiba-tiba aku baru menyadari betapa beruntungnya aku memiliki dia. Hatiku mulai bergetar.... Inikah tanda-tanda aku mulai mencintainya?

Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha. Dan besok aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan mobil mungil untuknya, supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana. Bukan karena dia ibu dari anak-anakku, tapi karena dia belahan jiwaku....

Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk di samping nisan Rima. Di wajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya telah terjadi, Mario. Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika seseorang itu telah pergi meninggalkan kita.

dedikasi buat para wanita

Pagi ini, 18 Agustus 2007 aku menerima sms dari seorang teman baikku.

Seorang wanita. Sms tersebut menyebutkan bahwa dia menyukai seorang pria yang wajahnya cukup di kenal di televisi belakangan ini. Kebetulan aku cukup kenal dengan presenter muda berbakat itu dan kami sesekali sms-an saling menanyakan kabar masing-masing.

Kepada temanku itu aku berkata, "Sangat manusiawi hehehe... Tetapi dia sudah punya kekasih. Kalaupun belum kamu mesti bersaing dengan ratusan wanita yang
mungkin memiliki rasa yang sama. Coba aja.."

Sejujurnya, aku sudah sering mendengar teman-teman wanitaku sharing dia menyukai pria ini, pria itu dan ...entah siapa lagi selanjutnya. Bahkan aku pernah membaca blog seorang wanita yang aku kenal baik, di dalamnya ia menulis bagaimana ia suka dengan seorang pria dan sangat berharap dapat
menjadi kekasihnya. Ia merindukan sang arjuna yang belum tentu tahu apa yang ia rasakan. Bagai pungguk merindukan bulan.

Kasihan...


Di usiaku yang sudah menginjak 28 tahun, tentunya aku memiliki banyak teman, pria dan wanita yang sebaya denganku. Kalaupun di bawah atau di atas, usianya tidak jauh-jauh dari angka tersebut.

Aku coba untuk merenung, kenapa beberapa-bahkan mungkin banyak teman wanitaku atau lebih tepatnya para wanita belum menemukan seorang pria yang bakal menjadi pasangan hidupnya.

Padahal setahuku, bagaimanapun minus-nya seorang wanita (kalau ia menganggap dirinya demikian), paling tidak pernah satu kali "ditembak" pria, dengan kalimat ini,

"Aku menyukaimu" atau
"Bersediakah engkau menjalani hubungan yang lebih serius denganku?".

Kenapa aku bisa begitu yakin? Mari aku ceritakan:

Selama 5 tahun lebih aku bekerja di sebuah rumah produksi yang menayangkan
acara Solusi di salah satu stasiun televisi swasta itu, banyak kisah nyata
mirip Cinderella yang aku temukan. Ini benar-benar nyata! So real!! Bukan sinetron, bukan film. Sebut saja Maria Beatrix, gadis yang pernah dijuluki "si buruk rupa" dengan bentuk tangan dan kaki
yang sama sekali tidak sempurna, menggunakan kursi roda, namun menemukan "pangeran" yang baik hati berdarah Inggris.
Pria ini begitu setia mendampinginya bahkan berhasil mengajarinya berenang. Hari ini mungkin mereka sudah menikah.

Ada juga Indrawati, manusia terpendek Indonesia yang pernah masuk MURI
karena bisa melahirkan dengan normal. Kalau melihat bentuk fisiknya, sangat tidak sempurna, namun menemukan seorang suami dari kalangan terhormat dan sangat mencintainya dengan sepenuh hati. Di Bandung, kami juga memiliki narasumber si pelukis Patricia Saerang, seorang yang melukis dengan kakinya atau mulutnya karena tidak memiliki tangan.
Namun menemukan pria berdarah Eropa yang sangat mencintainya. Hari ini mereka sudah menikah dan hidup bahagia.

Jadi, kalau mau banding-bandingan dengan wanita-wanita yang aku sebutkan
diatas, bagaimana mungkin kalau teman-teman wanita ku itu belum bisa menemukan "sang pangeran cinta"?

Bulsyetttttt! !!! Kalau mau banding-bandingan, teman-teman wanitaku itu tergolong wanita yang cantik, dengan fisik yang nyaris sempurna dan memiliki pekerjaan yang bagus.

Setelah aku analisa, inilah inti permasalahannya:
Ternyata banyak wanita tidak tahu kuncinya. Untuk membuka baut ukuran 12, kita harus menggunakan kunci ring atau kunci pas dengan ukuran yang sama, 12. Sebut saja hal apa lagi yang lain sebagai perumpamaan. Dari zaman Adam dan Hawa sampai sekarang, wanita memang didesain untuk tidak memulai terlebih
dahulu dalam hal cinta.
Ekstrimnya, wanita dilarang jatuh cinta terlebih dahulu dan mengejar-ngejar pria.
Karena wanita memang tidak di desain untuk itu. Perihal ada budaya di daerah tertentu dimana pria di lamar oleh wanita, aku sangat tidak berminat membahasnya. Dan sampai hari aku masih menganggapnya sebuah keanehan. Aneh!!!!
Namun aku menghormatinya.

Aku suka kata-kata ini: Cowok menang milih, cewek menang nolak!!!

Kedengarannya win-win solution. Ya... bisa begitu.
Cowok memang bisa memilih wanita mana saja yang dia suka. Cowok bisa saja jatuh cinta dengan wanita mana saja yang hatinya memang "jatuh". Toh, sampai hari ini jumlah cewek di dunia ini jauhhhhhhhhhhhhhhh lebih banyak dari cowok.

Di Batam, para wanita bahkan sering bertengkar memperebutkan pria, karena komposisi antara wanita
dan pria di kota ini memang sangat tidak seimbang. Jumlah wanitanya jauhhhhhhhhhhhhhhhh lebih banyak dari pria.

Cowok kalau nembak cewek ditolak, respon selanjutnya ada dua:
pertama: mencoba lagi untuk kedua, ketiga, keempat, atau
kesekian kalinya atau
kedua: tidak melanjutkan dan berkelana mencari yang lain lagi. Toh, jumlah
wanita jauhhhhhhhhhhhh lebih banyak dari pria.

Dan harga diri seorang pria tidak akan turun dan tercabik-cabik hanya karena cintanya ditolak. Karena pria seorang pejuang sejati, dia pasti akan mencoba dan mencoba lagi. Sampai dapat!
"Emang cewek elo doang??" . Pikiran seperti itu ada kadang di sana .

Tetapi kalau wanita begitu agresif terhadap pria, lalu kemudian ditolak hehhee... Jawab sendiri kata yang tepat untuk itu.

Pria dan wanita sama-sama didesain untuk menjadi pemenang.
Menang!
Cowok menang milih, cewek menang nolak.
Masalahnya sekarang banyak wanita yang mencoba untuk merubahnya menjadi: Cewek menang milih. Jadi kalau cewek menang milih...maka berarti cowok menang nolak!


Bagi para cowok, kalau ditolak adalah hal yang biasa. Memang sedih untuk sesaat. Tapi tidak untuk meratapinya. Lagipula cowok didesain lebih banyak "bermain" pikiran, daripada perasaan.
Masalahnya, apakah para cewek siap kalau ditolak cowok setelah "menang" milih cowok yang mana aja???


Untuk menjawab pertanyaan ini, aku mau membagikan hal ini kepada para wanita, khususnya.

Paling tidak ada dua wanita yang paling dekat
denganku, yang aku ketahui sangat bahagia. Pertama adalah ibuku sendiri. Ya,
mama. Ibuku melepaskan masa gadisnya ketika usianya 23 tahun, dilamar ayahku, seorang pria tampan berumur 32 tahun dengan tubuh proposional. Ketika pertama kali bertemu ibuku, ayahku benar-benar jatuh cinta kepadanya.

Padahal saat itu, seorang wanita sedang tergila-gila kepadanya dan menjadi begitu agresif. Ia ingin memiliki ayahku. Tetapi sebenarnya pria tidak bisa berdusta, dan jarang berpura-pura. Ayahku tidak mencintainya. Namun wanita itu memaksanya. Ayahku pria sejati yang harus selalu memulai dan tidak bisa didahului seperti itu.
Kepada ibukulah, ayahku jatuh cinta. Mereka menikah pada tahun 1978. Ayahku berkali-kali jatuh cinta dengan wanita yang sama, yaitu ibuku. Usia pernikahan mereka sudah 29 tahun dan perkimpoian mereka bertambah kuat dari hari ke hari. Aku pikir, ibuku adalah wanita yang paling bahagia di bumi ini karena dia tahu kuncinya. Dia dicintai dan diperlakukan bak ratu.

Kemudian yang kedua, saudaraku satu-satunya.
Adik perempuanku yang manis itu. Di usianya yang 26 tahun seorang pria yang sangat mencintainya dan telah setia menunggunya selama 6 tahun, menyatakan keinginannya untuk menghabiskan waktunya nanti bersamanya. Meskipun enam tahun yang lalu, adikku tidak meresponinya, namun akhirnya ia luluh juga. Kali ini adikku tahu kuncinya: bahwa wanita didesain untuk DICINTAI dan bukan memulai untuk mencintai.
Sebelumnya, aku tahu adikku berharap dapat menjalani hubungan dengan seorang pria gagah dari angkatan laut. Namun pria itu ternyata tidak sepenuh hati mencintainya. Ia sadar, bahwa ia harus melupakan pria itu dan memberi kesempatan untuk yang lain. Hari ini adikku, diperlakukan bak ratu oleh kekasihnya. Begitu dicintai, dilindungi, diperhatikan dan hubungan mereka semakin menunjukkan kualitas yang semakin baik, hari ke hari.

Aku pikir, adikku wanita yang paling bahagia saat ini. Karena seorang pria datang kepadanya dan mencintainya dengan sepenuh hati dan sepenuh jiwa.
Sebaliknya, aku menemukan ada wanita yang memulai terlebih dahulu, begitu agresif dan sangat mencintai seorang pria dan akhirnya memang mendapatkannya dan bahkan menikah dengannya. Namun sayang, sesungguhnya dia tidak pernah mendapatkan cinta dari suaminya. Karena suaminya punya cinta yang lain. Dan wanita itu harus membayar harganya. Sangat mahal. Ia harus berkorban selama perkimpoiannya berlangsung. Ia harus berkorban materi yang terus-menerus dan yang paling menyedihkan selalu korban perasaan. Padahal bukankah seharusnya suaminya yang memenuhi kebutuhan materinya?
Muka mereka menjadi begitu kusut dan tubuh mereka menjadi begitu kering. Karena tidak 'disirami' cinta suaminya. Karena sekali lagi, suaminya punya cinta yang lain.

Para wanita, daripada engkau mencintai pria yang tidak mencintaimu, atau hanya sekedar berpura-pura mencintaimu, mengapa engkau tidak belajar mencintai pria yang sangat mencintaimu dan memperlakukanmu dengan begitu berharga? Mungkin awalnya engkau tidak begitu menyukainya. Namun jika mengingat bahwa ia begitu mencintaimu, mengapa wanita tidak mencoba untuk BELAJAR mencintainya dan memberinya kesempatan.

Percayalah bahwa dalam kamus pria tidak ada istilah BELAJAR mencintai. Mau wanita yang ditujunya seperti apa, mau gemuk, mau pendek, mau rada tulalit atau sebut saja kekurangan lainnya, percayalah bahwa pria adalah makhluk yang jatuh cinta, bukan belajar untuk mencintai.
Tetapi, wanita bisa BELAJAR mencintai. Tatkala melihat kegigihan seorang pria yang tidak pernah berhenti menakhlukkan hatinya, tatkala melihat pengorbanan, perhatian dan kasih sayang yang diberikan, aku mendengar banyak kesaksian akhirnya wanita menyerah.

Berdasarkan apa yang aku lihat, bahkan aku mengadakan riset untuk hal ini, wanita yang bijak adalah wanita yang jatuh cinta dengan pria yang terlebih dahulu jatuh cinta kepadanya. Bukan jatuh cinta dengan pria yang pura-pura jatuh cintanya kepadanya.

Bagi pria, Anda dilarang untuk berpura-pura jatuh cinta. Karena setelah engkau menjalaninya, lama-lama pura-pura itu akan hilang dan engkau pasti akan berkelana mencari cinta yang lain. Bukan yang pura-pura. Karena bagaimanapun engkau tidak bisa membohongi dirimu sendiri.

Kalau aku mencoba untuk pura-pura mencintai wanita yang pernah sangat mencintaiku, mungkin hari ini aku sudah memiliki anak dengannya dan sudah menjadi orang kaya secara materi. Tetapi aku pasti membuatnya menderita karena kepura-puraan itu. Aku akan berkelana mencari cinta yang lain. Dan itu sangat menyakitkan. Karena hubungan itu sudah sampai kepada pernikahan, mau tidak mau kita harus tetap meneruskannya, kalau tidak mau anak-anak yang menjadi korban perceraian. Namun harganya terlalu mahal untuk dibayar. Para pria tidak dibenarkan untuk menjadi begitu brengsek dan memanfaatkan wanita yang jatuh cinta kepadanya, sementara itu sendiri punya cinta yang lain. Para pria tidak dibenarkan menjadi begitu bejat untuk memanfaatkan uang, fasilitas dan materi yang diberikan oleh wanita yang mencintainya, dengan harapan bisa mendapatkan cinta sang pria.
Itu pria yang licik dan pengecut.
Untuk para wanita, mungkin kalian gelisah di usia yang hampir menginjak kepala tiga belum menemukan pasangan sejati.
Mungkin ia sudah datang, tetapi Anda menolaknya. Karena memang anda didesain untuk "menang nolak".
Tetapi mungkin saja anda lupa kuncinya. Kuncinya adalah anda sebaiknya jangan memulai terlebih dahulu dan kalau sulit menjangkaunya, anda menjadi begitu agresif. Anda harus tahu kuncinya bahwa anda didesain untuk dicintai dan diperlakukan bak ratu. Bukan menjadi seorang yang mengejar-ngejar pria.

Berulang kali kukatakan kepada teman-teman wanitaku. "Kalau ada seorang pria yang datang kepada kalian dan menyatakan cintanya, berpikirlah dua kali untuk menolaknya." Jangan sampai anda menyesal di kemudian hari.

Aku tidak menyarankan kalian untuk terburu-buru menjawab, "Ya". Aku hanya mengatakan, "Berpikir dua kali terlebih dahulu untuk menolaknya." Siapa tahu, ini cinta sejatimu?

Wanita, anda begitu berharga. Ciptaan terindah.
Anda ditentukan untuk begitu dicintai, dikagumi, dilindungi, dikasihi, diperhatikan, diayomi dan aku tidak tahu harus menyebutnya apa lagi...

Kalian ditentukan untuk diperlakukan bak ratu setiap hari.
Karena manusia ditentukan untuk hidup berpasang-pasangan, hai para wanita, bersiap-siaplah seorang pangeran cinta datang kepadamu, menyatakan betapa ia ingin menghabiskan waktunya bersamamu, dan memberikan seluruh cintanya kepadamu. Namun, ketika pangeran cinta itu datang, apakah engkau akan langsung menolaknya? atau "berpikirlah dua kali untuk berkata 'tidak'", karena siapa tahu ini orang yang akan memperlakukanmu bak ratu. Tidak peduli bentuk fisikmu, tidak peduli tingkat pendidikanmu bahkan tidak peduli masa lalumu. Ia akan datang dengan kata-kata ini, ."Aku mencintaimu walaupun....."






Tulisan ini aku dedikasikan untuk para wanita -

Ciptaan Terindah -
By Kendrick Sumolang

Kamis, 06 Januari 2011

Sedikit kata untuk pagimu

Suatu pagi penuh mentari, di kala waktu bebas kau sambangi
Kurakit benang-benang memori antaranya kau dan aku
Dalam album album wajah yang tersimpan manis
Menunggu gilirannya tuk kembali menjadi satu dalam perbedaan
Kau disana ..kudisini…
Seakan jarak menggoda terus dan terus..
Ah tiba tiba saja sdikit ku ingin terbungkam dalam gundah yang tak enyah
Diam diam kukirim lantunan doa doa untuk hari fantastismu
Sambil kuselipkan harap pada hati yang kian menanti
Sdikit Tanya kapankah waktu itu menjadi tepat
Kutulis…terus kutulis namamu..
Hingga tak ada sela lagi pada yang mampir
Aku ingin…tapi tak boleh terlalu..
Sesekali kutengok pada ujung jalan dekat rumah
Andai ku lihat tubuhmu melangkah membawa sebungkus rindu
Yang hangat untukku…
Ya…pastinya akan datang di hari yang Tuhan Ijinkan
Aku menunggumu.

Ingin bahagia

Detak jam sibuk berjalan dengan cepat
Mengisi sepinya ruang ruang ini
Mengajakku memutar otak
Menggubah kata tuk mencipta senyum kecilku
Mengalun terus…terus..terus..dan terus..
Membawaku pergi ke dunia imaji riang
Tanpa masalah..tanpa omelan
Sungguh aku ingin terus menari pergi dari sini
Bersama bidadari kecil di sampingku
Menjelajah dunia dongeng yang indah
Lihat!
Aku bisa tersenyum..tertawa bahkan menyanyi mengalun
Tak ingin ku kembali padanya yang perih
Dan biarkan aku bahagia.


*bidadari kecil…jangan tinggalkan aku sendiri.

Rindunya

Aku tersesat dalam kelabu menuju hatimu
Kau berdiri jauh disana
Yang Nampak tubuh besarmu dalam samar mataku
Mendung senja ini seakan ingin merebutmu
Entah knapa dia sdikit menggodaku
Bersekongkol dengan malam yang sepi
Oh pagi….cepatlah datang
Bawakan segumpal sinar tuk kuraih cinta
Mengembalikannya pada rumahnya
Atas nama ‘dwi prasetya’
Rumah sederhana yang membuatku nyaman
Pergilah kelabu…biarkan hujan turun
Membasahi hati yang kering
Biarkan pelangi menggantikan warna yang tlah redup
Dalam harmoni Ridho-Nya

(lagi) rindu

Senja tak hadir sore ini
Entah knapa hujan senang sekali menyembunyikannya
Aku rindu…tapi tak setengah mati
Tentang sore yang lengang
Bersahaja dalam terik senja yang mulai ranum
Tak bosan memandang langit yang tersenyum
Ada kau, aku, dan kita
Ach seperti tlah ku kehilangan senja kita
Malampun tak membuatku riang
Hanya pagi mengajakku sedikit lupa
Pada senja yang indah
Apakah kita terlalu sibuk kawan
Aku rindu….tapi tak mau katakan.
Oh senja…