Sabtu, 24 Maret 2012

"KETIKA TUHAN JATUH CINTA"


Menggetarkan hati saat membaca novel karya ‘Wahyu Sujani’ yang judulnya ini cukup menggelitik ...’Ketika Tuhan Jatuh Cinta’....kok bisa?
Sejenak saya berdiam diri sambil mendengarkan lagu lagunya kapten Sar ‘Ippho Right Santoso’...memutar ulang memori perjalanan kehidupan saya sampai pada titik sekarang saya bernafas,.Subhanallah...
Telah banyak sekali yang saya lewati, yang tak pernah lepas dari Kuasa Tuhan mendewasakan saya, dengan cara-Nya yang luar biasa, di luar bayangan dan dugaan saya, pedih, kecewa, kehilangan, kekurangan dan semua rasa yang tidak saya harapkan justru memberikan satu hal yang mungkin tanpa ini saya tak mendapatkannya -----> KUAT. Ya. Itu cara Ia mencintai saya, menjadikan saya lebih kuat dan dekat dengan-Nya, menghadapi setiap ujian yang semoga mengantarkan saya pada tingkat yang lebih tinggi. Anak sekolah aja kalo pengen naik kelas juga harus ujian bukan?
Ketika Ia mengharapkan saya bisa menghadapi semuanya, pasti tak ada yang tak mungkin, dan selama masih di dunia ini, pasti masih ada jalan keluar atas semua masalah. Karena setiap masalah itu terlahir dengan solusinya. Asalkan kita mau ikhtiar, berusaha, ikhlas atas apa yang Ia berikan.
Dalam novel yang saya baca ini, tokoh utama, Fikri, seorang seniman pasir, yang terlahir dalam keluarga sederhana, harus mencari nafkah sambil kuliah dan untuk membiayai sekolah adiknya, berbagai ujian mulai dari kehilangan cinta, kehilangan kedua orang tua, bahkan adik satu satunya juga akhirnya meninggal, namun dia tetap kuat menghadapi ujian demi ujian yang Tuhan berikan. Justru dia semakin mendekatkan diri pada-Nya, dia bilang itu tandanya Tuhan mencintainya. Dari bawah, tak pantang menyerah ia memulai usahanya hingga akhirnya sukses mencapai impiannya,bahkan lebih dari yang ia kira. Tuhan itu tidak pernah tidur sodara...
Di balik semua ujian itu, ternyata Tuhan tengah merencanakan sesuatu yang luar biasa. Tapi itu juga tergantung pribadi masing masing menyikapi dan mengambil hikmah. Percaya bahwa Tuhan tak pernah ingkar janji pada hamba-Nya. Bahwa setiap doa akan selalu Ia dengar. Dan Ia punya cara tersendiri tuk mencintai hamba-Nya.
Sebenarnya Allah tak pernah melepaskan cinta-Nya pada hamba-Nya. Namun, realitas cinta-Nya itu amat berbeda dengan realitas cinta manusia kepada manusia lain. Cinta Allah pada hamba-Nya selalu dalam bentuk yang lain; dalam bentuk kesakitan, kehilangan, juga kekecewaan.
Manusia kadang lupa, bahkan tak pernah sadar jika cobaan datang menderanya. Kebanyakan dari mereka mengeluhkan bahkan tak sedikit yang menganggap Allah itu tidak adil. Na’udzubillah. Sejatinya, semua cobaan itu tanda bahwa Allah sedang melirik kita, sedang menguji keimanan kita. Pantas ataukah tidak hamba itu jadi hamba pilihan yang kelak akan dianugerahi rahmat-Nya yang seluas langit dan bumi.
Tak bisa diukur sedalam apa cinta Allah pada hamba-Nya. Dalam sakit kita, ada cinta Allah. Yaitu dijadikannya kafarat atau penebus dosa. Dalam kegagalan, akan ada penyesalan yang kemudian di puncak penyesalan itu Allah akan menurunkan petunjuk agar si hamba mau berpikir untuk tidak mengulangi kesalahannya. Ketika bencana terjadi dimana mana, itu adalah bentuk peringatan Allah karena kasih sayang-Nya, ar-Rahim, Sang Maha Pengasih. Itulah puncak cinta Allah pada hamba-Nya di dunia.
Sahabat Mahmud bin Ladid r.a. meriwayatkan Rasulullah bersabda;  Apabila Allah mencintai suatu kaum, maka Allah menguji mereka (dengan kesusahan). Barang siapa bersabar (menghadapi ujian itu), maka baginya pahala kesabaran, dan barang siapa menghadapinya dengan kegelisahan (tidak benar), maka baginya kegelisahan. Demikianlah cara Allah menunjukkan cinta pada hamba-Nya. Semua tidak lain dan tidak bukan karena Allah sangat ingin semua hamba-Nya melangkah di jalan yang diridhai-Nya yaitu jalan menuju surga-Nya yang kekal.
Ketika Tuhan Jatuh Cinta.......
Ya. Saya belajar dari sosok fikri, saya dan kalian semua yang sedang berjuang di jalan Allah pasti bisa menghadapinya. IPPHO Right SANTOSO, Pakar otak kanan, penulis mega bestseller, penerima MURI Award dalam bukunya 7 Keajaiban Rejeki , meringkasnya dalam 6I ;
6I -- Impian + Iman + Ikhlas + Ibadah + Ikhtiar = Ijabah

Melalui karya hebatnya ini, saya kembali bergejolak setelah dulu pernah juga saya baca the secret. Terimakasih buat teman saya diseberang sana karna telah mengenalkan buku Ippho ini :).
Ippho membedakan cara golongan kiri dan golongan kanan, begitu pakar otak kanan itu menyebutnya. Berikut saya sedikit bagikan dari bukunya ;
Ibadah cara kiri ;
Ø  Kaya dulu, baru sedekah, baru umrah
Ø  Mapan dulu, baru menikah
Ø  Cukup dulu, baru berbakti pada ortu
Ø  Dapat nikmat dulu, baru bersyukur, baru husnudzon
Ø  Punya kebebasan waktu dulu, baru shalat dhuha, shalat tahajjud
Ø  Sepintas ini semua tampak masuk akal
Ibadah cara kanan ;
Ø  Sedekah dulu, barulah rejeki bisa berlimpah
Ø  Menikah dulu, barulah rejeki berlebih
Ø  Bersyukur, husnudzon, istighfar, dan zikir mesti diamalkan kapanpun, dimanapun,tidak harus ada sebab khusus
Ø  Memang otak kiri dan otak kanan senantiasa bekerja beriringan dan saling mendukung. Apalagi terkait ibadah, otak kiri sangat berperan untuk keteraturan dan penghafalan. Apa yang sesalkan disini adalah pola pikir yang berlebihan terutama soal rasionalitas.

Selengkapnya silahkan membaca buku 7 Keajaiban rejeki tersebut :). Dan saya percaya apapun yang menggunakan makna kanan itu lebih baik, makan pakai tangan kanan, Al Quran dibaca dari kanan, dsb. Yakin kalau Tuhan itu akan memberikan yang terbaik tuk kehidupan kita.
Semangat dan terus belajar ! :)