Senin, 14 September 2009
- REALITY INI SIAL “A” -
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
.
.
.
.
Take “A” for me.
.
.
.
"A"
A sebagai permulaan pada setiap bagian. A mungkin saja sama dengan 1. Banyak sekali yang bisa dilakukan dengan sebuah A dan kita tentu saja bebas tuk mengolahnya menjadi bentuk apapun, bahkan mengawinkannya dengan huruf lain agar tercipta kata-kata yang indah.
Ya. Walaupun Cuma dari A(walan) yang sederhana.
Namun, A disini akan lebih spesifik pada A yang menyandang jabatan Presiden Utama dari sebuah Nama. A (besar) dari Namaku dengan huruf vokal A. Mungkin sebut saja Ini sial…ato Inisial ?
Banyak alasan mengapa orang tua meminjam Inisial A tuk mengiringi kesuksesan anaknya. Dari A diharapkan bisa menjadi anak yang utama dan mendapatkan hal-hal yang terbaik.
Nah kalau kita tinjau lebih jauh lagi, ternyata si “A” ini menimbulkan reality-reality yang terkadang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tersendiri bagi penyandangnya.
Cekidot……………………………………………………………………………………
“A”
………..Sejak di bangku sekolah, penyandang nama dengan inisial “A” selalu mendapat nomor urut kelas dengan nomor – nomor kecil (istilahnya bangku depan), tentunya saat-saat ujian juga tak pernah menjamah nomor-nomor berat seperti 20 ke atas, yach kecuali satu kelas banyak banget yang mempunyai Inisial “A”.
“A”
………Sering mendapatkan salah kirim SMS, salah telp gara-gara kepencet. Loh kok bisa ? Wah kaya pulsa ne SMS banyak-banyak tapi kosongan, ato telp kok diangkat tapi diem aja ?
Nah mari kita kaji, coba ambil HandPhone dan lihat bagaimana sang Phonebook bekerja dalam menyimpan nomor-nomor teman kita. Bisa kita lihat Inisial “A” menduduki peringkat atas di phonebook. Tak heran jika sering menjadi salah sasaran. Kalo salah sasaran kirim pulsa ato duit mah kita tak masalah,..tapi kalo salah SMS buat sayang-sayangan ato dimaki-maki….Ampun dech…hehehe
“A”
………..Sering di SMS teman sekedar menanyakan tugas ato menanyakan kuliah udah masuk ato malah buat nitip absen….wow!
Kadang terpikir juga, apa yang mengetik SMS satu orang terus di copy paste temen lain, final dikirim ke penyandang Inisial “A” ? Lha tujuan Reply nya sama nech…agak Malay juga Reply nya mungkin…kayak Operator gitu jadinya…huehehe
Untuk Reality yang satu ini, tidak begitu yakin c apa Inisial “A” membawa dampak pada semua orang yang mempunyainya. Tapi bisa juga dijadikan periksa lho..! Mungkin pilih cepatnya aja kirim SMS ke Inisial “A” yang tentunya gampang terlihat di phonebook. Apa jangan-jangan Inisial “A” ini melekat di hati teman-teman sebagai anak yang rajin ?
Hahhaha..melambung tinggi nech…
Apapun Alasannya yang jelas harus bangga dengan Inisial “A”.
“A” yang mempunyai makna sama dengan arti Asri (Aman Sehat Rapi Indah). Hopefully.
Cap Cuz……
SILAHKAN SALAH KIRIM PULSA KE INISIAL “A”
Ketik Salah Kirim “A” ( Send to + 62856 43** **** )
Makasih….
Minggu, 13 September 2009
LUWES LOJI WETAN DISERBU WARGA SOLO
SOLO - Antusias warga Solo dalam mempersiapkan Hari Raya Idul Fitri yang tinggal tujuh hari lagi terlihat di salah satu pusat belanja Luwes Loji Wetan (13/09). Tempat parkir kendaraan pengunjung berderet – deret penuh sesak namapak sebelum memasuki arena belanja tersebut. Luwes yang menyediakan beraneka ragam kebutuhan mulai dari kebutuhan pokok seperti makanan, alat rumah tangga hingga pakaian mampu menyedot perhatian pengunjung dengan harga - harganya yang relatif murah.
Menjelang Idul Fitri Luwes juga menyediakan barang-barang kebutuhan ibadah seperti mukena dan sajadah, tak ketinggalan parcel-parcel yang dihias indah berjejer menarik setiap mata yang memandang.
Obral kaos yang diletakkan dalam box dijual dengan harga berkisar antara Rp. 20.000 hingga Rp. 30.000. Tak heran jika kalangan anak muda banyak berebut memilih kaos yang sangat terjangkau kantong mereka.
Nampaknya Krisis ekonomi yang melanda Negara Indonesia tak berdampak pada hasrat konsumerisme warga Solo. Tradisi masyarakat Indonesia pun dalam menyambut Idul Fitri sepertinya kurang sejalan dengan makna hari besar umat Islam yang diharapkan hati kembali baru. Namun hal tersebut justru dimaknai dengan cara membeli baju baru, sandal baru, kue-kue dan sebagainya. Tentu saja para pemilik usahalah yang merasa diuntungkan dalam kondisi seperti itu. (AH)
Menjelang Idul Fitri Luwes juga menyediakan barang-barang kebutuhan ibadah seperti mukena dan sajadah, tak ketinggalan parcel-parcel yang dihias indah berjejer menarik setiap mata yang memandang.
Obral kaos yang diletakkan dalam box dijual dengan harga berkisar antara Rp. 20.000 hingga Rp. 30.000. Tak heran jika kalangan anak muda banyak berebut memilih kaos yang sangat terjangkau kantong mereka.
Nampaknya Krisis ekonomi yang melanda Negara Indonesia tak berdampak pada hasrat konsumerisme warga Solo. Tradisi masyarakat Indonesia pun dalam menyambut Idul Fitri sepertinya kurang sejalan dengan makna hari besar umat Islam yang diharapkan hati kembali baru. Namun hal tersebut justru dimaknai dengan cara membeli baju baru, sandal baru, kue-kue dan sebagainya. Tentu saja para pemilik usahalah yang merasa diuntungkan dalam kondisi seperti itu. (AH)
Kamis, 10 September 2009
Mencari Senja selalu
Selalu senja yang menghidupiku dalam peraduan kata yang berharap wajar...Melebur menyusup dalam setiap kasih yang terjaga..Panasnya siang slalu dinikmati dengan segala peluhnya, karnanya tahu senja kan hadir menyertainya..Indah menjamah relung relung nurani. Bukan hitam, putih, atopun merah jambu kesukaan...namun sunguh kolaborasi warna yang menyatu dalam eloknya senja, seakan memberi makna betapa hidup ini tak berhenti pada satu warna.
Ruang ruang senja itu tlah nyata karna hadirnya, walopun dianya yang ada tak pernah tahu seperti apa ku bergumul dengan kata kata yang terkadang sedikit jalang menyapanya.Sekedar mengajak mereka menari untuknya apa salahnya bukan ?
Suatu kali kutemukan sedikit kesan apatis melekat pada kasih yang dia sandang, entah dalam sadarnya atau samar tuk sedikit menguji egonya dia.
Ya. Sebut saja Dia. Karna mungkin saatnya nanti kata kau kan melebur bersama aku dan mereka akan menyebutnya Dia dalam satu.
Melodi ini mengalun antara venus dan mars dalam waktu yang semakin matang meninggalkan masa kanak-kanaknya...mungkin nya sebut dewasa. Dia kata tak saatnya lagi mengacu pada sebuah simbolik yang sembunyi dalam raut yang meminta makna tanpa kata yang sumbang. Antara tubuh tubuh ini tak lagi penting, pertalian yang terus mencoba berproseslah yang mengambil peran dalam lakon yang dianya sambangi. Sekiranya begitu makna yang tertangkap darinya. Dengan kata lain waktulah yang membuat sepotong kasih tak kehilangan makna dalam indahnya senja yang pernah tergores, terkadang tak perlu risaukan segala penat yang lalu lalang menantang.
Karna senja lebih banyak menyimpan memori kekuatan untuknya.
Kan terus dicarinya baur-baur senja dalam sore yang keentah tak menjadi masalah, menyerap kata yang nyata tanpa bersembunyi dibalik apatisnya simbolik.
Ya....semoga kan dapat terus mencari dan mengerti. Senja dalam indah yang abadi. Redam panasnya dan kembali jelang senja tuk terus terjaga. Tak takut akan jelaganya malam, tak payah menyapa teriknya mentari. Peraduan yang diharap slalu ada namanya.
*hanya kata yang slalu menyadarkan bersama senja*
Sabtu, 05 September 2009
Pengakuan penunggu senja
Sebuah pengakuan kecil kudengar ketika ku tengah asyik bermain di bukit senja kala itu....dari jauh di balik pohon kusemakin penasaran tuk mengikuti setiap kata yang mengalir semakin basah...dan....
"..................................................................
Sedikitpun aku tak mengerti ketika baru saja mereka datang menjeratku perlahan semakin erat hingga aku terasa akan meledak...
Jantungku berdetak begitu hebat memacu...dan pikiran pikiran ini terus membuatku semakin gila..
Ada gumpalan cinta yang menumpuk dalam sudut yang tak diharapkan terlalu.
Kita tak lagi bocah-bocah kecil yang asyik bermain rasa....kita tak lagi sibuk memilih warna merah, hitam ,putih ato malah abu-abu. Kita seharusnya melaju di jalur ego yang harmoni.
Bagaimana kubisa membunuh mereka ? mereka....yang terus menjeratku dalam waktu yang dinamakan cinta. Bahkan aku sendiri terus takut dan kehilangan makna tuk menikmatinya.
Taukah....setiap kata yang mengejarku tuk mencari yakinku...membuatku semakin tak wajar. Entah pergumulan macam apa yang kau lakukan hingga memaksaku terjaga menantimu membawaku pada semat yang terakhir.
Dimana bisa kubeli sebuah "Sederhana" agar kubisa bebas ? bisa menikmati lagi senjaku..
Ketikanya dahulu aku bisa...karnanya sedikit kuselipkan kata selingkuh...dan setelah kubuang...syndrom bangsat ini berganti menggerogoti tiap sendiku...
Jadilah aku yang ada di senja dulu...tak punya kata lebih untuk sebuah cinta...
Mungkin aku terlalu istimewa menyandang cinta...
"..............................................................
Sungguh pengakuan yang membuat senja menangis sore ini...
"..................................................................
Sedikitpun aku tak mengerti ketika baru saja mereka datang menjeratku perlahan semakin erat hingga aku terasa akan meledak...
Jantungku berdetak begitu hebat memacu...dan pikiran pikiran ini terus membuatku semakin gila..
Ada gumpalan cinta yang menumpuk dalam sudut yang tak diharapkan terlalu.
Kita tak lagi bocah-bocah kecil yang asyik bermain rasa....kita tak lagi sibuk memilih warna merah, hitam ,putih ato malah abu-abu. Kita seharusnya melaju di jalur ego yang harmoni.
Bagaimana kubisa membunuh mereka ? mereka....yang terus menjeratku dalam waktu yang dinamakan cinta. Bahkan aku sendiri terus takut dan kehilangan makna tuk menikmatinya.
Taukah....setiap kata yang mengejarku tuk mencari yakinku...membuatku semakin tak wajar. Entah pergumulan macam apa yang kau lakukan hingga memaksaku terjaga menantimu membawaku pada semat yang terakhir.
Dimana bisa kubeli sebuah "Sederhana" agar kubisa bebas ? bisa menikmati lagi senjaku..
Ketikanya dahulu aku bisa...karnanya sedikit kuselipkan kata selingkuh...dan setelah kubuang...syndrom bangsat ini berganti menggerogoti tiap sendiku...
Jadilah aku yang ada di senja dulu...tak punya kata lebih untuk sebuah cinta...
Mungkin aku terlalu istimewa menyandang cinta...
"..............................................................
Sungguh pengakuan yang membuat senja menangis sore ini...
Kamis, 03 September 2009
Pak Andjar Puspito ( Biografi yang menggugahku )
Repost : Dibuat oleh pak dhe Teguh sebelum Ayah ANDJAR Purna tugas
Siapa tak kenal sosok ini, selain ia seorang pekerja yang cakap dan santun , ia juga senang bergaul, humanis, hebat dalam bernyanyi dan seorang rohaniawan. Kalau sebut namanya pasti banyak orang yang mengenalnya karena nama Andjar Puspito sudah termasyur di lingkungan karyawan , juga di kemahasiswaan dan pelajar tingkat sekolah menengah umum di Jateng dan DIY .Karena melalui pengabdianya di Divisi Komunikasi menangani magang, gladi dan PKL selama 3,5 tahun tercatat tidak kurang 3000 siswa yang telah lulus dan lolos dibinanya.
Menurut biografinya Andjar selepas menyelesaikan pendidikan SLTA di kota Purbalingga Jawa Tengah tahun 1972, putra keempat dari pasangan bapak Soepardi dan ibu Wiyati ini harus meninggalkan kampung halaman menuju ibu kota Jakarta . Berawal sebagai tukang stensil di percetakaan kemudian meningkat menjadi karyawan pabrik bagian gudang dan akhirnya pindah ke perusahaan pipa ?Pralon? joint venture Indonesia ? Jepang yang berlokasi di Cimanggis Bogor, sebagai operator mesin. Merasa beratnya bekerja sebagai operator mesin yang harus kerja siang dan malam , mendorongnya dirinya untuk mencari pekerjaan lain yang akhirnya diterima sebagai juru operator Telegrap di Perusahaan Negara Telekomunikasi.
Mengawali karir di Perusahaan Negara Telekomunikasi yang kemudian berubah menjadi PERUMTEL, sebelum diangkat menjadi Capeg pada tanggal 1 Maret 1978, terlebih dahulu harus menjalani pendidikan sebagai Operator Telegrap selama kurang lebih enam bulan, untuk belajar teknologi tempo doeloe ?Morse? dan ?Melirik Pita Teleprinter? yang kini tergantikan dengan teknologi digital. Usai pendidikan, dibenum untuk pertama kalinya di Seksi Expedisi Kantor Telegrap Gambir Jalan Merdeka Selatan Jakarta hingga tahun 1983.
Sejak tahun 1983 hingga 1985, suami dari Sri Kunenwati yang juga seorang PNS ini berkesempatan mengikuti pendidikan penjejangan PAMTU Telekomunikasi di Gegerkalong Bandung, sehingga urusan kuliah sambil kerja yang dilakoninya pada jurusan Administrasi Negara Universitas Krisnadwipayana Jakarta hingga tingkat empat ditinggalkannya demi mengejar karir di perusahaan.
Tamat dari pendidikan Telkom di kota Bandung, bapak dua putra yang punya hobi mancing dan nyanyi ini ditempatkan untuk yang kedua kalinya di pulo dewata Bali, tepatnya di Seksi Kepegawaian Kandatel Denpasar, salah satu tugasnya melakukan tes kesegaran jasmani bagi karyawan di Catel-Catel, mulai dari Kancatel Negara, Tabanan, Denpasar, Bangli, Klungkung hingga Karang Asem atau dikenal dengan Amlapura, sehingga hampir seluruh pelosok wilayah Propinsi Bali pernah dijelajahi.
Saat bekerja di Bagian Kepegawaian Kantor Witel VIII Denpasar, datang panggilan dari Jakarta untuk mengikuti lomba kroncong Telkom tingkat nasional di Jakarta, usut punya usut, Bapak Suwito (dikenal buaya kroncongnya Telkom) merekomendasikan bahwa saya pernah memenangkan lomba kroncong di Jakarta .
Setelah enam tahun bergelut dengan data kepegawaian (SIMPEG) di Denpasar Bali , datanglah musim alih tugas dan saya diisukan akan dipromosikan sebagai KASUBSI Kepegawaian di Kandatratpon Dili Timor Timur sebelum lepas dari NKRI. Keruan saja issue itu membuat keluarga kalang kabut, pasalnya, anak laki-laki pertama belum disunat, khawatir di Timtim tidak ada dukun sunat tanpa basa-basi anak laki-laki satu-satunya dibawa ke RSAD Denpasar untuk segera dikhitan. Saat mengadakan syukuran khitanan di rumah diperoleh khabar, bahwa mutasi bukan ke Dili tapi ke pulo Sumbawa tepatnya ke Kandatel Bima NTB .
Meski daerahnya gersang dan udaranya yang panas namun empat tahun di Bima NTB membawa kesejukan tersendiri karena bisa bertemu dengan tokoh-tokoh alim ulama yang gigih melakukan dakwah dan mendidik ratusan santri, H. Ramli Achmad salah seorang sahabat yang mantan Qori Terbaik Tingkat Nasional tahun 1983 sekaligus pemenang Hafidz Qur?an tingkat dunia di Mesir pada tahun yang sama, memberikan warna tersendiri bagi perjalanan rohani dan peningkatan keimanan.
Setelah sepuluh tahun malang melintang di NTB, akhirnya turunlah SK mutasi nasional yang membawa pulang kami sekeluarga ke pulau jawa, dambaan bagi setiap karyawan Telkom untuk kembali ke habitatnya, setelah puluhan tahun bertugas di luar jawa, merupakan kegembiraan dan kebahagiaan bisa berkumpul kembali dengan sanak keluarga tentunya.
Masuk ke Divre IV Jateng & DIY Agustus 1995 berbarengan dengan datangnya angin perubahan organisasi menjadi KSO, yakni kerjasama operasi antara Telkom dengan perusahaan telekomunikasi Jepang, Singapura dan Australia, rupanya membawa hikmah sendiri bagi pria yang tidak suka merokok dan minum kopi ini, pasalnya meski hanya berbekal ketrampilan Litle Conversation, pada tahun 1997 mendapat tugas dari Kabid SDM Bapak Bambang TSW untuk berangkat ke negeri kanguru Australia, guna mengikuti pelatihan Human Resources Management di Sidney University, salah satu universitas tertua di negeri ini. Dennis Pratt, salah seorang instruktur, pakar dan penulis buku-buku HR Management menghadiahi sebuah buku karangannya berjudul Aspiring to Greatness, Above and B eyond Total Quality Management dengan secarik pesan For Andjar, I hope You Find it a Useful Book,? dan buku itu kini masih rapih tersimpan.
Waktupun terus berputar dan tiada terasa sepuluh tahunpun berlalu, ketika bertugas di Unit Telkom Flexi (UTF) Divre IV, karyawan yang sering mendapat tugas sampingan, Membacakan Doa di lingkungan kantor ini mendapat kesempatan untuk mengikuti seleksi ibadah haji berhasil lolos seleksi dan mendapat penghargaan perusahaan tertinggi untuk menunaikan ibadah haji di Tanah Suci dengan biaya perusahaan.
Kini, tujuh hari menjelang memasuki masa purna bhakti, Andjar merasalkan dirinya terlihat semakin berat untuk meninggalkan rekan-rekan di Divisi Komunikasi sebagai bempernya perusahaan. Dari pengakuannya ?Divisi Komunikasi saat ini semakin solid, kompak dan penuh toleransi dalam kebersamaan menjalankan tugas sehari-hari . Pak Djatmiko sebagai komandan Purel yang tidak suka menunda pekerjaan dan banyak teman, Lik Madiman yang pekerja keras dan olahragawan, Pak De Teguh Cocomeo meski keberatan badan tapi daya pikir dan analisanya sangat tajam, kini mereka telah menjadi teladan dan guru saya dalam olah pekerjaan , demikian pengakuan sambil meneteskan air mata,
Pada awal September memang nama Andjar Puspito seakan menghilang dari jajaran Divisi Komunikasi, tapi harus diakui nama sosok itu masih melekat di hati jajaran ini. Komunikasi yang proaktif, dewasa, santun ,rendah hati dan penuh pengertian patut sebagai ilham bagi orang yang mengenalnya. Selamat jalan Almucharom Haji Andjar Puspito, seluruh jajaran komunikasi dan Sekretariat , SM.YK,SLO,PKL,PWK, D04, melepasmu dengan bangga penuh ketakjuban. Selamat menjalankan kenikmatan purna tugas , Tuhan menyertaimu!
NB : Kan slalu merindu saat2 bersama pak....
Cukup prioritaskah...?
Menggumpal sgala tanya atas kasih yang lama bersabar menanti
ketikanya pada sebuah hati ia berkata lirih
Menjemput makna persinggahan hangat penuh nafsu
dan ketikanya kau tak datang menjumput tanganku
di ujung sana kau tengah asyik dengan peraduan tanpa harga yang tak harus dibayar
Suaraku seakan tak menggelitik sedikitpun hatimu
yang meminta waktu dalam senja
aku tak harus katakan kiri ato kanan padamu
hanya berharap kau tahu harus melangkah kemana
Apa aku harus membayar sedikit waktumu ?
Agar kasih ini cukup prioritas menggapaimu
Ach mungkin sia saja ku balut rapat diri ini dari sgala rayu ajak
jikanya cuma bisa duduk dalam ruangmu kesekian
darinya jangan tanyakan kenapa ku belum yakin akanmu
sekedar mencari arti dalam sebuah kata Prioritas.
ketikanya pada sebuah hati ia berkata lirih
Menjemput makna persinggahan hangat penuh nafsu
dan ketikanya kau tak datang menjumput tanganku
di ujung sana kau tengah asyik dengan peraduan tanpa harga yang tak harus dibayar
Suaraku seakan tak menggelitik sedikitpun hatimu
yang meminta waktu dalam senja
aku tak harus katakan kiri ato kanan padamu
hanya berharap kau tahu harus melangkah kemana
Apa aku harus membayar sedikit waktumu ?
Agar kasih ini cukup prioritas menggapaimu
Ach mungkin sia saja ku balut rapat diri ini dari sgala rayu ajak
jikanya cuma bisa duduk dalam ruangmu kesekian
darinya jangan tanyakan kenapa ku belum yakin akanmu
sekedar mencari arti dalam sebuah kata Prioritas.
Langganan:
Postingan (Atom)