Kamis, 05 November 2009

POLA PENGGUNAAN WARNET

Keterangan :
P = Pengunjung
O = Operator

Kisah 1 :
P = "Mas tolong bukain passwordnya dong"
O = "Password ??"
P = "Iya nih passwordnya"
O = (Liat kertas yang dibawa) eeeetttt dah ini mah alamat situs bukan password dengan cool-nya aku buka alamat situs yang tercantum n akhirnya gak bisa krn mungkin kedodolan penulisan
P = (Nelpon temennya) "Woi passwordnya kagak bisa di buka nih !! Gimana dong.... bla ... bla .... bla ..."
O = .......
P = "Ya udah mbak makasih ya" ~ pergi

Kisah 2 :
P = (Abis ngeprint 3-5 lembar, udah mau bayar di meja OP) "Mbak minta kertas dong"
O = "Kertas buat apaan mbak?"
P = "Buat bungkus"
O = "Plastik kali mbak"
P = "Eh iya plastik"

Kisah 3 : (Biasanya emak2 )
P = "Mbak tolong bukain email dong ni alamatnya"
O = (Perasaanku udah ga enak, tapi dengan panjang sabar ku layanin, aku buka tuh yahoo masukin ID) "Passwordnya apa bu??"
P = "Ya ini"
O = "Bu, ini namanya ID bukan Password"
P = "Ohhh, ya udah deh mas tolong bikinin paswordnya"
O = "Bu, password ini yang tahu yang punya email, emang ini email sapa?"
P = "Punya anak saya, ya udah deh saya tanya dulu anaknya" (Ngeloyor pergi dan mayoritas ga balik lagi)

Kisah 4 : (Biasanya orang2 yang mau ngelamar kerja dengan gaya sok2an)
P = "Mas tolong print dong!"
O = (Lagi sibuk) "Ohhh pake komputer itu aja mas"
P = "Mmmmm ... bisa di print-in gak??"
O = (Dengan gaya ngomong lembut dan rasa ingin tahu ) "Ga bisa ngeprint sendiri mas??"
P = (Muka cari2 alasan) "Mmmmm .... buru2 nih saya, lebih enak mbaknya aja yang print-in"
O = (Dengan dongkol diliputi kepanjang sabaran aku layanin, buka file dan ternyata saudara2 di surat lamarannya di tulis keahliannya dalam bidang komputer AHLI MENGETIK 10 JARI, LANCAR MENGGUNAKAN WORD, DSB .... tapi ngeprint aja kagak
bisa )

Kisah 5 : (Biasanya bapak2 )
P = "Mas tolong ketikin dong" (nyerahin kertas2 file tabel bejibun bikin mata pusing )
O = "Ohhh bisa pak mau diambil kapan??"
P = "Sekarang mas, saya tungguin"
O = (terasa pengen mati ) "Wah gak bisa pak kalo tabel banyak gini musti di tinggal"
P = (Dengan nada agak galak) "Wah saya maunya sekarang pak, harus jadi sekarang"
O = (Untung gw panjang sabar, baik hati dan tidak sombong kalo kagak udah gw tiban pake CPU tuh orang ) "Maap pak gak bisa"
P = (Diem, tau mikir tau sakit perut ) "Ya udah deh"~ dengan muka kesel

Kisah 6 :
P = "Mas ada yang kosong??"
O = "Ada mbak tuh no 14"
P = (Duduk sambil utak-atik HP)
Dan waktu pun berjalan kira2 setengah jam~
O = (Gw perhatiin kok gak ada pergerakan di no 14)
P = "Mas cara idupinnya gmn??"
O = (Nahan ketawa sampe pengen kencing )

Kisah 7 : (Serupa sama no.6 tapi agak beda )
P = "Mas ada yang kosong??"
O = "Ada mbak tuh no 15"
P = (Duduk ber-2 sama temennya, liat monitor, siap pake)
Dan waktu pun berjalan kira2 10-15 menitan
P = "Mas ini udah bisa di pake"
O = (Billingnya gak di start2 dari tadi)

Kisah 8 :
P = "Mas mau print, pake PC yang mana?"
O = "Yang itu mbak"
P = (Bingung clingak-clinguk liatin CPU) "Buat colokin USB dmn mas?"
O = (Ane tunjuk) "Itu mbak di bawah"
Waktu berlalu 5 menitan
P = "Mas gak bisa masuk2 nih, kayaknya eror"
O = (Bingung ) "Mana mbak"
P = "Nih" (Dengan polosnya mempraktekan cara masukin flashdisk di lobang disket 3 1/2 Floppy )


Kisah 9 :
P = "Misi masss, tolong ketikin dong"
O = "Oooo bisa pak .... mana yang mau diketik ?"
P = "Ini mas, gampang kok, cuma selembar .... cuma minta tolong ketikin KK"
O = ( dikira Kelurahan kali) "Gak bisa pak ...." (Trus gw jelasin panjang lebar tentang KK, cara pembuatannya, dan harus lapor kemana ... yaaaa kira2 yang pegawai kelurahan gitu lah cara ngomong gw )

Kisah 10 ( Demam Facebook, sering bgt neh )
P = “Mbak, bias minta tolong kesini mbak…” (sambil manggil dari kejauhan)
O = “ Gimana mbak….?”
P = “ Caranya masukin foto ke facebook gimana ya mbak ?”
(Wedew…pada gaya pake facebook tapi bikin pusing sendiri)



Kisah 11 : (Seriiiingggg banget sampe bosen)
P = "Bisa fax"
O = "Gak bisa pak"
P = "Yang bisa dimana ya?"
O = "Ga tahu pak"
Logika = udah jelas2 di tulis di depan ... WARNET, buta apa budeg sih. Logikanya WARNET means no fax, internet, computer, print only. Kalo ketemu orang kayak gini rasanya bener2 pengen bunuh diri


Kisah 12 : ( Mahasiswa mau kirim tugas ke dosen )
P = “mbak, minta tolong saya mau scan Koran buat tugas, dianalisis trus dikirim ke email ini”
O = ( wedew, korannya banyak gtu ), “ dipotong kecil dulu mba biar ngirit scan, nanti mau disimpan di flashdisk aj ga mbak?”
P = “ Beli flasdisk dimana ya mbak ?”
O=(Ampun dech ), “ yadah ntar simpen sini dulu aja”
Billing berjalan terus, ..
P = “ Udah slesai mbak ngerjainnya, sekarang mau dikirim ke email ini”
O = “ Ya login email mbaknya dulu”
P = “Wah gimana ya mbak, ga punya, bikinnya gimana ?”
( Selama 5 jam jadi bu guru di warnet,mpe ada acara pinjem mukena----warnet pa masjid ne?…hahhaha, katanya mahasiswa…lha kok?)

Kisah 13 (paling hot)
Pasangan cewek cowok masuk…
P : “Mbak, dalem apa atas ada yang kosong?”
O : “ Ada mas….”
(Iseng di remote lewat billing operator, loh login personal, tapi kok ga online web apapun…setelah diintip, ternyata sewa tempat buat mesum…kalo ketauan langsung buru-buru keluar dengan tampang yang nanggung gtu..hahhaha)

Minggu, 01 November 2009

Ada kisah yang tertinggal di kota itu



Entah dimana kisah ini menemukan awal yang tepat
untuk sekedar mengabadikan sebuah rasa yang terpendam.
Dalam bingkai “tanda petik”
yang belum ditemu jawabnya.



Kisah ini saya temukan di sudut kota yang mempunyai jargon ‘never ending Asia’. Saat di perbatasan itu seorang gadis kebingungan membuang segala asa dalam hati yang tak mampu bicara. Disana…..ia memintaku menuangkan memorinya dalam lembar yang ia sebut ‘secret note.’

……………………………………………………………………………………………
Malam itu, ketika tiba-tiba ibuku mengingatkanku tentang seorang teman lama di bangku sekolah…ya kira-kira tiga tahun yang lalu, ia datang ke rumah untuk membuka kembali pertalian yang pernah kukenal. Walaupun sedikit enggan aku menemuinya dan akupun juga sudah tak begitu mengingatnya…namun kucoba keluar dari kamar atas permintaan ibu.
Kami punya tiga kota yang mempertemukan kami, kotaku, kotanya tinggal, dan kota disini aku menuntut ilmu. Mungkin terlalu lama ketikanya dia datang dan pergi mencoret rasa pada hati tanpa sebuah kepastian. Ya…kesibukan dan jarak yang membuat smua kabur hingganya pada suatu sela kesempatan, seorang yang Tuhan kirimkan dengan nama sama hadir dan merenggut ruang-ruang kabur di hatiku. Dia telah mengisinya, tanpa pernah kusadari tentang rasa lain yang pernah sedikit datang lalu ku mengusirnya.
Mungkin terlalu lama tlah terabaikan seorang di kota itu…hingga harinya tak tahu mengapa komunikasi antara kita kembali tersambung. Mungkin selama ini aku tlah jauh dari hubungannya, namun dia terkadang menjalin persaudaraan dengan ibuku. Pernah juga suatu kali dia memperkenalkanku dengan orang tuanya, diapun tak ragu tuk sekedar silaturahmi ke rumah orang tuaku. Entah…akupun tak pernah paham apa yang dimaunya dari aku yang dia panggil ‘dek’.
Dia sering hadir dalam suara jarak jauh telepon, terkadang menghampiriku datang dari kotanya walaupun sejenak. Kembali lagi, aku tak memikirkan serius tentangnya. Biarlah lewat sebagai persaudaraan, toh akupun tlah punya .
Kurasa aku sedikit tenang ketika dia sudah mempunyai seorang kekasih, walaupun ada sedikit rasa tak rela. Tak taulah….aku sendiri tidak bisa begitu percaya padanya karna akupun tak tahu bagaimana dia di kota itu, apa dia juga mendekati wanita lain di kota itu. Slalu itu yang kupertanyakan hingga smua kabur tak jelas. Dan dia slalu bisa menjadi seperti dewasa di sela tanyaku…seakan alibi yang membuatku nyaman.
Sampai akhirnya disini, saat hatiku gundah dan stasiun yang berat kutinggalkan ini mengungkap sgala pengingkaran hati selama ini. Setelah sekian hari aku menunggu seseorang yang kupilih sendiri tuk mendapatkan keyakinan dan keseriusan yang tak kunjung kurasakan. Dia……dia kembali bermain-main dalam kebimbanganku.
Setelah semua ini terjadi, setelah dulu aku menolaknya, aku harus bertemu dengan rasa yang tak seharusnya. Haruskah kutinggalkan kisah ini di kotanya ? Apakah smua ini sudah terlambat ?
Jalan terbaik….tanpa luka ….pilihan tepat . Waktu tak akan pernah dapat kembali. Sperti tak ingin ku ulang lagi saat kupijakkan kaki di kota itu. Saat diri ini berat juga meninggalkan stasiun dan dia.
Mungkin sekarang dalam hatinya tak tersirat besar namaku. Dia tak lagi yang dulu ketikanya kini ku terlambat. Tak usahlah disesali. Cuma sedikit berharap, smoga Tuhan memberikan pilihan yang tepat padaku. Biar rasa ini tak lagi bimbang.
Biar ku kembali ke kota ini dengan yang kumiliki. Berusaha membuka motivasi baru seperti nasehat yang dia berikan.
Stasiun, prameks, dan kota yang ku cinta sesaat……berikan aku jawaban atas smua ini. Rasa yang sungguh tak wajar ini knapa harus singgah di hati gadis biasa sepertiku.
Mungkin memang sekarang menjadi terlarang untukku. Mungkin aku tak sepantasnya…akhirilah….
Prameks….sampaikan padanya, aku disini baik-baik saja, mungkin aku tak akan berhenti di stasiun itu untuknya lagi…tanpa ijin Tuhan…

“ never ending Asia, but ending with one choice”
…………………………………………………………………………………………

Baru saja slesai saya tamatkan ceritanya dan gadis itu tlah begitu cepat melaju di dalam prameks. Biar saya simpan kisah yang dia tinggalkan di kota ini tanpanya tahu. Biar nanti jikanya kutemui gadis itu lagi, akan kutanya akhir dari perjalanan cinta yang Tuhan berikan padanya. Kejarlah prameksmu kawan….tinggalkan kota dan kisahmu ini.