Minggu, 01 November 2009

Ada kisah yang tertinggal di kota itu



Entah dimana kisah ini menemukan awal yang tepat
untuk sekedar mengabadikan sebuah rasa yang terpendam.
Dalam bingkai “tanda petik”
yang belum ditemu jawabnya.



Kisah ini saya temukan di sudut kota yang mempunyai jargon ‘never ending Asia’. Saat di perbatasan itu seorang gadis kebingungan membuang segala asa dalam hati yang tak mampu bicara. Disana…..ia memintaku menuangkan memorinya dalam lembar yang ia sebut ‘secret note.’

……………………………………………………………………………………………
Malam itu, ketika tiba-tiba ibuku mengingatkanku tentang seorang teman lama di bangku sekolah…ya kira-kira tiga tahun yang lalu, ia datang ke rumah untuk membuka kembali pertalian yang pernah kukenal. Walaupun sedikit enggan aku menemuinya dan akupun juga sudah tak begitu mengingatnya…namun kucoba keluar dari kamar atas permintaan ibu.
Kami punya tiga kota yang mempertemukan kami, kotaku, kotanya tinggal, dan kota disini aku menuntut ilmu. Mungkin terlalu lama ketikanya dia datang dan pergi mencoret rasa pada hati tanpa sebuah kepastian. Ya…kesibukan dan jarak yang membuat smua kabur hingganya pada suatu sela kesempatan, seorang yang Tuhan kirimkan dengan nama sama hadir dan merenggut ruang-ruang kabur di hatiku. Dia telah mengisinya, tanpa pernah kusadari tentang rasa lain yang pernah sedikit datang lalu ku mengusirnya.
Mungkin terlalu lama tlah terabaikan seorang di kota itu…hingga harinya tak tahu mengapa komunikasi antara kita kembali tersambung. Mungkin selama ini aku tlah jauh dari hubungannya, namun dia terkadang menjalin persaudaraan dengan ibuku. Pernah juga suatu kali dia memperkenalkanku dengan orang tuanya, diapun tak ragu tuk sekedar silaturahmi ke rumah orang tuaku. Entah…akupun tak pernah paham apa yang dimaunya dari aku yang dia panggil ‘dek’.
Dia sering hadir dalam suara jarak jauh telepon, terkadang menghampiriku datang dari kotanya walaupun sejenak. Kembali lagi, aku tak memikirkan serius tentangnya. Biarlah lewat sebagai persaudaraan, toh akupun tlah punya .
Kurasa aku sedikit tenang ketika dia sudah mempunyai seorang kekasih, walaupun ada sedikit rasa tak rela. Tak taulah….aku sendiri tidak bisa begitu percaya padanya karna akupun tak tahu bagaimana dia di kota itu, apa dia juga mendekati wanita lain di kota itu. Slalu itu yang kupertanyakan hingga smua kabur tak jelas. Dan dia slalu bisa menjadi seperti dewasa di sela tanyaku…seakan alibi yang membuatku nyaman.
Sampai akhirnya disini, saat hatiku gundah dan stasiun yang berat kutinggalkan ini mengungkap sgala pengingkaran hati selama ini. Setelah sekian hari aku menunggu seseorang yang kupilih sendiri tuk mendapatkan keyakinan dan keseriusan yang tak kunjung kurasakan. Dia……dia kembali bermain-main dalam kebimbanganku.
Setelah semua ini terjadi, setelah dulu aku menolaknya, aku harus bertemu dengan rasa yang tak seharusnya. Haruskah kutinggalkan kisah ini di kotanya ? Apakah smua ini sudah terlambat ?
Jalan terbaik….tanpa luka ….pilihan tepat . Waktu tak akan pernah dapat kembali. Sperti tak ingin ku ulang lagi saat kupijakkan kaki di kota itu. Saat diri ini berat juga meninggalkan stasiun dan dia.
Mungkin sekarang dalam hatinya tak tersirat besar namaku. Dia tak lagi yang dulu ketikanya kini ku terlambat. Tak usahlah disesali. Cuma sedikit berharap, smoga Tuhan memberikan pilihan yang tepat padaku. Biar rasa ini tak lagi bimbang.
Biar ku kembali ke kota ini dengan yang kumiliki. Berusaha membuka motivasi baru seperti nasehat yang dia berikan.
Stasiun, prameks, dan kota yang ku cinta sesaat……berikan aku jawaban atas smua ini. Rasa yang sungguh tak wajar ini knapa harus singgah di hati gadis biasa sepertiku.
Mungkin memang sekarang menjadi terlarang untukku. Mungkin aku tak sepantasnya…akhirilah….
Prameks….sampaikan padanya, aku disini baik-baik saja, mungkin aku tak akan berhenti di stasiun itu untuknya lagi…tanpa ijin Tuhan…

“ never ending Asia, but ending with one choice”
…………………………………………………………………………………………

Baru saja slesai saya tamatkan ceritanya dan gadis itu tlah begitu cepat melaju di dalam prameks. Biar saya simpan kisah yang dia tinggalkan di kota ini tanpanya tahu. Biar nanti jikanya kutemui gadis itu lagi, akan kutanya akhir dari perjalanan cinta yang Tuhan berikan padanya. Kejarlah prameksmu kawan….tinggalkan kota dan kisahmu ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar