Minggu, 10 Juli 2011

Mereka bilang Terzhalimi

Siang kemarin saat seisi kantor sedang sibuk dengan kerjaannya masing masing, datang seorang wanita muda belia bersama laki-laki belasan tahun. Dia memperkenalkan dirinya bernama Tuti. Memang sebelumnya ada kabar kalau akan datang seorang wanita yang akan melaporkan suaminya.

Kali pertama kukira wanita itu adalah anak dari ibu yang akan melaporkan, karna dilihat dari tubuhnya yang kecil,dan perawakannya yang masih seperti anak Sekolah. TApi siapa kira kalau wanita muda itu adalah ibu yang akan melaporkan suaminya. Wanita berumur 21 tahun itu datang bersama adik laki lakinya, sedangkan anaknya yang baru berumur 2 tahun ditinggal di rumah kontrakannya. Suaminya bekerja sebagai teknisi dan dia tidak bekerja.

Mendengarkan ceritanya membuatku termenung. Umur semuda itu dengan 1 anak berumur 2 tahun diterlantarkan suaminya, ditinggal selingkuh ? Bahkan suaminya menyuruhnya pulang ke rumah orang tuanya.Sungguh apa sudah tak ingat janji suci di atas akad, tak ingatkah buah hati yang tanpa dosa butuh kasih sayang …

Ya. Memang wanita adalah manusia yang lebih menggunakan perasaan dan mungkin makhluk Tuhan yang lemah. Tapi apakah mereka juga tak berhak diterima, dicintai ? Merasakan kebersamaan dan komunikasi yang sehat ?

Kehidupan ini memang membutuhkan uang untuk memenuhi nafkah agar roda perekonomian keluarga terus berjalan. Dan lelaki memegang peran utama disini,walaupun jaman sekarang sudah banyak wanita yang ikut bekerja membantu menambah penghasilan keluarga. Tapi apakah cukup uang untuk memenuhi sgala kebutuhan termasuk kebutuhan jiwa? Apakah tanpa komunikasi, tanpa perhatian, kata kata penuh makna sekedar menanyakan keadaan pasangan, akan membuat bahagia? Cukup uangkah?

TIDAK.

Hati mana yang dapat berbunga tanpa disiram…Tidakkah uang tak ada artinya lagi ketika kita hidup sendiri tanpa orang yang dicintai. Ya seharusnya keduanya saling melengkapi. Namun tuntutan ekonomi sering membutakan hati mereka, seakan diperbudak pekerjaan demi mengumpulkan banyak uang. Saya jadi teringat pepatah dari seorang teman saya , ‘kalau kita bekerja untuk mencari uang,kita tidak akan mendapatkan apa apa,tapi kalau kita bekerja mencari Tuhan sebagai ibadah, maka kita akan mendapatkan semuanya’. Tuhan Maha Cinta.

Lalu apakah kita akan terus berdiam tanpa bicara…bisakah saling mendengarkan …?

Ataukah kita masih akan sibuk dengan diri sendiri ?

#Mungkin hubungan pasangan suami istri di atas masih akan terus berlanjut jikalau komunikasi diantaranya berjalan baik, saling memenuhi kebutuhan jiwa raga, tanpa selingkuh, tanpa menelantarkan. Tanpa mengungkapkan , apakah pasangan kita akan tahu segalanya ? Jagalah hati biar tetap merah merona ya...

Sabtu, 09 Juli 2011

“Endahing pangarepan ora koyo kasunyatan”


Ketika kenyataan tak seindah harapan

Ketika air tak turun di musim penghujan

Ketika mawar tak seharum adanya

Ketika………………………………………..

“Endahing pangarepan ora koyo kasunyatan”

Ingatkah kita ketika dulu saat masih kecil…ketika ibu menyuruh kita belajar setiap hari tapi kita sering menolak, atau hanya belajar tapi menggambar ga jelas di halaman terakhir buku kita..?

Kita tidak pernah berpikir kalau itu semua untuk kebaikan kita sendiri di masa depan…kita hanya melakukan apa yang kita suka…apa yang kita mau.

Kini saat usia terus bertambah…dan masalah terus menjamah..kita masih terus dituntut untuk belajar. Walaupun kita tak lagi duduk di bangku sekolah, tapi pelajaran di luar sekolah seakan lebih sulit dengan mata pelajaran lengkap dengan ujiannya. Tetap saja kita sering memilih mata pelajaran yang kita sukai saja…yang kita mau, tak jarang kita menghindari apa yang kita benci dan berkutat pada yang kita sukai bahkan kadang tanpa disadari berlebihan. Mungkin kalau ditanya , seluruh manusia di dunia ini bakalan memilih kehidupan indah yang sesuai dengan harapannya. Apakah kita akan jadi manusia kuat jika seperti itu?

Lalu bagaimana kalau Sang Sutradara kehidupan ini menghendaki jalan yang berbeda?

Ya …Tuhan selalu memberikan apa yang kita butuhkan. Tentunya dengan usaha tanpa Cuma Cuma.

Mungkin kita sering berpikir….knapa masalah hidup tak ada habisnya..knapa pekerjaan menuntut banyak hal yang mungkin tidak kita sukai, knapa jodoh dan rejeki yang didapat tidak sebaik yang lain …knapa kenyataan yang kita hadapi belum sesuai dengan harapan kita?

Tidakkah kita berkaca pada hati kita? Sudah pantaskah kita menerima harapan harapan indah itu?

Belajar mencintai apa yang tidak kita sukai, belajar ikhlas dengan apa yang kita cintai,..Maka Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk kita. Karna sgala hal yang tidak kita sukai itu mungkin hanyalah jalan menuju harapan indah kita. Karna dalam sebuah ujian itu terdapat nilai mulia yang akan kita terima. Karna cobaan itu tanda kasih sayang Tuhan pada kita. Betapa cobaan mengajarkan kita jadi manusia yang lebih kuat, manusia yang selalu mengingat Tuhan, manusia yang pantang menyerah.

Cobalah terus menikmati sgala yang diberikan oleh-NYa, tak peduli sesuai atau tidak dengan harapan. Karnanya tlah dirancang sebuah jalan kehidupan yang terbaik untuk kita. Percayalah di jalan depan akan kita temui harapan indah kita tanpa disadari. Dan di hari itu…kita akan tersenyum mengenang perjalanan yang telah kita tempuh. Karna setiap usaha pasti ada balasannya. Man Jadda Wa Jada. Man shabara zhafira. Ya..kalimat itu yang semoga selalu bisa menjadikan semangat.

Rasulullah bersabda :

“Tidak ada satupun musibah (cobaan) yang menimpa seorang muslim, melainkan dosanya akan terhapus oleh Allah. Karenanya meskipun musibah itu hanya karena tertusuk duri.” (HR. Muslim)