Untuk mengenal sabar…..banyak sekali yang harus dilewati. ‘Sabar ya….’
Dulu..ktika ku masih pertama kali mengenal bangku taman kanak kanak ‘nol kecil’, mengenal berkawan dengan aneka teman, blajar hal hal baru yang asing bagiku, ku bertanya pada ibu “bu,kapan aku bisa sekolah SD,liat ! aku udah tinggi bu !” (sambil naik kursi dan tangan kananku mencoba meraih kuping kiriku dari atas ). “sabar nduk…besok ya…”
Dulu…ktika akhirnya aku tidak bisa masuk SMP yang kuinginkan,bahkan tidak bisa mengikuti ekstrakurikuler drumband yang kucita citakan karena sakit…ku bertanya pada Tuhan ; “Tuhan,,,knapa tak Kau ijinkan ? sperti tidak rela ku sekolah disini..tapi aku inginkan besok di SMA yang lebih bagus ya Tuhan”, dan ibu juga berkata “sabar…dijalani aja…”
Dan ternyata Tuhan menjawab doaku…dari SMP itu aku sedikit berprestasi,menang lomba jambore yang mendukung aku ketrima di SMA favoritku…
Saat Masa SMA akan berakhir, cita citaku bisa kuliah di UNS Solo …ikut SPMB S1 Komunikasi, dan gagal…’sabar ya..’, dan akhirnya ketrima S1 UNSOED dan D3 Komunikasi, bimbang….dengan berbagai pertimbangan, D3 Komunikasi kujalani…dan lulus cukup memuaskan.
Mencoba melamar kerja disana sini…Belum dapat. Terbesit angan bisa meneruskan transfer kuliah Sarjana Komunikasi,..tapi waktu itu ada kenaikan biaya, uang darimana ? seperti ‘tidak mungkin’ aku bisa jadi sarjana,dan kupupus harapan itu. ‘sabar ya…’,Disemangati ibu dan pertolongan Tuhan akhirnya bisa kuliah transfer, dengan uang mepet dan aku mencari uang makan sendiri dengan bekerja parttime di warnet. Mencoba ikut tes CPNS ,Tidak Lolos ! ‘sabar ya…’, Tahun depan harus coba lagi.
SKRIPSI. Bolak balik kampus jalan kaki, di sela sela jaga warnet, untung ada partner jaga yang baik hati mau bantu, cari data skripsi di internet juga gratis, numpang ngeprint juga ^_^. Lagi smangat skripsi, si nyamuk demam berdarah minta perhatian ,opname. ‘sabar ya…’
Sembuh, Lanjut skripsi lagi dengan birokrasi yang cukup membuat jantung naik turun, so fantastis ! Akhirnya lulus tepat waktu dengan nilai skripsi A.
Dan ibu memintaku pulang rumah setelah lulus. Berat hati….meninggalkan SoLO dan jauh dari dia. ‘Sabar ya…’
Lamar kerja melanglang buana…semarang, jogja, semarang,cilacap,solo,..untung di semua kota itu ada teman yang bisa membantuku. Semua tes ku ikuti…..dari yang negeri sampai swasta. Dengan bekal mepet kesana kmari. Dan akhirnya Alhamdulillah ketrima kerja di Bank BRI. Dalam bimbang dan spekulasi panjang aku berangkat ke penempatan Kebumen sambil menunggu hasil tes CPNS yang telah kucoba lagi. 3 hari di Kebumen….dengan senyum sumringah aku harus pulang dan resign dari pekerjaan baruku buat pemberkasan CPNS. So Amazing God ! Akhirnya aku bisa membuktikan kepada mereka yang mengejekku kalo aku bisa.
Mulai bekerja di kota kelahiranku …merancang rencana rencana buat masa depanku , namun Buyar! Tanggung jawab harus membantu orang tua lebih mendesak,. ‘sabar ya….’
Dan ini tentang cinta……
Kali ini banyak ku bertanya pada Tuhan tentang cinta yang menggoda warasku.
Tuhan…knapa belum kudapatkan seperti mereka yang telah berdamai dengan cinta ? belum cukup pantaskah aku ? Bolehkah ku memilih seseorang pilihan yang berkenan di hatiku tuk menemani hidupku melengkapi ibadahku kepada-Mu ? Apakah aku harus menunggu dan terus menunggu ? Apakah usahaku ini belum maksimal ? Apa memang belum saatku ?
“Sabar….semua ada waktunya, rencana Tuhan itu yang terbaik, janji Tuhan itu pasti…sabar…yang ikhlas belajar menjadi kuat tuk tahap kehidupan yang lebih tinggi…sabar….”
Sabar….sabar….sabar…..sabar…..sabar……sabar…..siapa sabar itu ? dimana dia ? bolehkah aku menemuinya dan menjadikannya sahabat ku..? Stiap saat dia slalu jadi idola…slalu jadi kata terakhir di setiap nasehat…slalu jadi permohonan dalam doa…slalu jadi penyemangat tuk jiwa jiwa yang tengah lemah lelah…slalu jadi senjata tuk bertahan menghadapi sgala cobaan.
Ya. Dan aku harus slalu berteman dengan si sabar , percaya akan pertolongan-Nya.
Seperti kata Naffadz Zein dalam artikelnya di majalah Ar- Risalah bertajuk “SABAR MENUAI KEMENANGAN” . Untuk mendapat kesuksesan, tak jarang ada kegagalan menghadang jalan, untuk meraih kemenangan kita harus merasakan getirnya kekalahan. Ketika kita mendambakan hidup bahagia ada musibah yang membentur angan kita. Apalagi yang mendambakan kesuksesan paling mulia yaitu Jannah-Nya, ujiannya tidak akan mudah.
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.
Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat,
kecuali bagi orang-orang yang khusyu.”
(QS. AL-BAQARAH 45)
SABAR YA ukhti….. ^_^
*Cerita seorang ukhti di pinggir sawah