Selasa, 11 Agustus 2009

Dari cerita yang mungkin sekedar fiktif belaka

Dibukanya lembar demi lembar rangkaian persahabatan dalam album yang lama tercecer. Tak ia kira, tlah begitu banyak tawa, tangis, dan amarah yang tak tersentuh olehnya.
Ya. Namaku Dinda. Pernah kupunya seorang teman dari masa dimana belajar bersama, berjalan bersama hingga toga itu kita pakai bersama. Aku selalu mendengar semua yang ia ceritakan, tentang kebanggaannya di masa silampun.
Mereka bilang…dia manja, tak easy going, dan bla..bla..bla..yang sering orang bicarakan di belakangnya. Aku terkadang Bengal mendengarnya, tapi akupun juga merasakan hal yang sama dengan mereka. Yach mungkin memang kami dari keluarga dengan derajad yang sangat berbeda, jauh darinya yang bisa dibilang berkecukupan. Aku saja saat itu hanya dengan uang Rp.50.000 bisa hidup untuk seminggu. Itulah prosesku….dan aku tak kan pernah menyesalinya karna Tuhan sayang padaku atas segala cobaan ini..
Mungkin aku sedikit mengenanng masa-masa itu………..
Hampir tiap hari aku bersamanya,..kemanapun…kukira aku bisa benar-benar menikmatinya, tapi aku mulai meragukannya. Hingga di suatu waktu Tuhan mendekatkanku dengan sekelompok teman – teman yang kurasa sangat tulus, apa adanya, hati mereka kaya. Aku mulai sedikit jauh darinya, kita pun sibuk dengan kegiatan non akademik yang kita ikuti, ya….dunia kita memang sangat berbeda.
Begitu jauh hari yang tlah kita langkahi, tenggelam dalam rayuan kepuasan duniawi.
Aku tak banyak melihatnya lagi, ketikanya mereka bilang aku terhipnotis oleh caranya memanfaatkanku sebagai teman. Aku tak pernah menyadarinya…
Kini, ketika kuingat semuanya….kembali kuberpikir, kita memang beda dunia. Walaupun aku memang merindukanmu, tapi aku tak tahu bagaimana menjadi sepertimu. Kulihat kau tlah menemukan segalanya yang kau inginkan…bahagiakah ?
Syukurlah jika itu memang yang terbaik, maaf jika ku tak bisa terus berjalan disampingmu. Semuanya tak akan terulang lagi, kecuali Tuhan berkehendak.
Ya mungkin hanya sesekali kita bisa bersua, tapi tanpa kehangatan itu lagi….entahlah…
Apakah kau masih mengingatku sebagai temanmu yang tak sekedar teman?

Namaku Dinda. Semoga kau masih mengingatku sebagai ‘teman’ walaupun kau telah bahagia dengan duniamu yang baru…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar