Minggu, 09 Agustus 2009

Terkurungnya Kebebasan Berkarya Mahasiswa Dalam Sangkarnya

Kampus, yang dulu seperti rumah kedua bagi mahasiswa, kini tak lagi memberikan kemerdekaan tuk berkarya. Terlihat bakat-bakat terpendam mendekam dalam diri mereka. Seharusnya mereka bisa meluapkan segala maha karya dalam ruang batas Universitas sebagai bentuk komunikasi. Tak disadarikah, bahwa pendidikan non akademik tersebut membawa nama baik kampus yang bisa membanggakan dan justru banyak pelajaran kehidupan yang didapat dari kegiatan-kegiatan yang mereka sebut UKM ( Unit Kegiatan Mahasiswa). Entahlah mengapa ruang gerak mereka harus terbatasi oleh birokrasi-birokrasi yang dirasa semakin mempersulit. Bukankah kampus ingin mahasiswanya lebih maju ?
Dahulu, jiwa-jiwa seni itu terdengar meluap di dalam kampus, tapi kini, mereka malah meramaikan kehidupan di luar sana, dari event kecil hingga besar. Ya. Mungkin terkadang orang akan bertanya : “ wah kuliah dimana mas/mbak? Lulusan mana mas/mbak ?”. Tak tahukah wahai bapak-bapak yang punya jabatan bahwa mereka menambah nilai plus untuk kampus tercinta ?.
Kebijakan kampus memang tak bisa diganggu gugat. Mereka punya kuasa tentunya dan kami mahasiswa hanya bisa membayar uang pendidikan, walaupun mungkin banyak suara hati kecil yang bicara tentang transparansi dana.
Sungguh ironis…ketikanya para mahasiswa terlihat sibuk mengadakan event-event besar di luar kampus, menghiasi kota Solo sebagai The Spirit of Java, kota yang penuh budaya, tapi ketika kita lihat kembali ke kampus kita…sungguh sepi, tak ada pentas-pentas dengan panggung yang berdiri kokoh.
Mungkin hal itu tak begitu berarti bagi mahasiswa-mahasiswa yang datang ke kampus saat jam kuliah lalu langsung pulang, tak pernah menikmati betapa pentingnya belajar berorganisasi, bersosialisasi, dan tentunya berkarya. Pengalaman itu mahal harganya kawan…
Coba kembali kita lihat mata kuliah yang ada di kampus kita, apa teori-teori itu hanya akan berhenti dengan nilai yang dosen berikan ? Apa tidak lebih baik jika mahasiswa juga bisa mempraktekkannya dalam karya-karya mereka?
Ya mungkin dalam hal praktek kampus telah memberikan kesempatan, tapi bukankah itu termasuk kategori akademik ? Ya. Selalu kembali ke situ.
Seolah suara musik, gentum drum band-band ternama, lenggokan tarian, pertunjukkan teater, sudah agak sedikit terlupakan di kampus ini, tak seramai dulu….

Terus semangat kawan-kawan. Jangan berhenti berkarya !!! Untuk sebuah bakat, tak ada sangkar yang mampu menjerat kalian….Tunjukkan kalau di luar sana, tanpa birokrasi yang dipersulit, kalian bisa berkarya. Tetap cintai kampus kita, rumah kita….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar